MOJOKERTO, FaktualNews.co – Menyelam sambil meminum air. Semangat dari pepatah itulah yang dilakukan Marsekal Aulia Putri Sulistijawan (17), siswi SMA Negri 1 Mojosari kelas XI IPA asal Dusun Kemloko, Desa Jotangan, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.
Di usianya yang masih belia, kreatifitasnya menggamabar anime Jepang mampu menghasilkan pundi-pundi uang puluhan juta rupiah untuk membiayai sekolah hingga membantu perekonomian keluarga.
Berawal menyukai film anime Jepang, kini dia mampu bersaing di kancah internasional.
“Penghasilan lainnya sebagian juga saya simpan buat kuliah nanti,” ungkap Liya, gadis kelahiran Agustus 2003 itu, Minggu (22/02/2020).
Dia menceritakan, kebiasannya menonton film serial Jepang, membuat Liya bisa mengerti dan memahami bahasa Jepang. Seiring berjalannya waktu, tak hanya bahasa Jepang kini Liya Mempu menjadi ilustrator anime Jepang.
Liya mengaku sempat canggung dan tak percaya diri dengan karya yang dihasilkan. Namun, dengan motovasi diri karena punya impian pergi ke Negeri Matahari Terbit, membuatnya terus bangkit. Meski awalnya berkarya dengan cara manual, keahliannya mulai diaplikasikan dengan peralatan digital.
Memang, membiasakan sekaligus penyesuaiannya dari manual ke digital membutuhkan waktu. Seiring berjalannya waktu, ratusan karya pun kini sudah dihasilkannya.
Selain menjadi koleksi pribadi di laman akun instagram-nya, tak sedikit juga coretan tangannya itu diburu pencinta anime di sejumlah negara. Salah satunya, Warga Negara Asing (WNA) Amerika. YouTuber asal negara Paman Sam itu bahkan yang kali pertama membeli karya pertamanya.
“Alhamdulillah, di tahun 2019 karya pertama saya dibeli orang Amerika seharga 30 USD,” tuturnya.
Berangkat dari hal tersebut, Liya kemudian menjadikan motivasi baginya. Meski itu dianggap banyak animator harga yang masih di bawah standar, hal itu tetap membuatnya bangga.
Namun, kebanggaan itu tak lantas membuatnya puas diri. Hal itu, dianggapnya menjadi langkah awal Liya menjadi illustrator hebat. Benar saja, usaha keras dibarengi penuh keyakinan, akhirnya membuahkan hasil. Saat ini, hasil karyanya kini mampu menembus 440 USD.
’’Sekarang rata-rata, satu karya laku 100 USD. Paling murah 60 USD dan Paling mahal 440 USD,’’ tuturnya.
Menurut Dia saat ini sudah banyak pelanggan yang melirik hasil karyanya. Tak hanya dari Amerika, hasil karyanya juga menjadi magnet WNA asal Jepang, Singapura, dan Australia. Tak jarang dirinya sampai tak mampu memenuhi permintaan pasar karena sudah kebanjiran pesanan.
Di lain sisi, Liya juga masih fokus dalam menyelesaikan pendidikan SMA. “Jam kerja saya pukul 23.00 sampai 03.00. Jadi pukul 21.00 saya tidur dulu. Satu hari rata-sara satu sampai dua gambar,” tuturnya.
Dari karya yang dihasilkan, kini rata-rata Liya mampu mendapatkan penghasilan bersih sekitar Rp 18 juta per bulan. Angka itu merupakan penghasilan minimum yang dihasilkan. ’’Kadang lebih dari itu. Paling minimum Rp. 10-18 juta per bulan,’’ tegasnya.
Tak puas hanya menjadi illustrator gambar anime, saat ini Liya juga sedang mempelajari musik video dari animasi. Video animasi ini tak jarang sebagai pembuka dan penutup film serial jepang yang kerap ditonton di layar kaca. “Idola saya kan juga gitu, membuat video anime,” pungkasnya