Pedagang Iuran Bangun Pagar Darurat
Belum Dipasang Pagar, Pasar Kronong Kota Probolinggo Sudah Operasional
PROBOLINGGO, FaktualNews.co-Setelah 4 tahun menempati Tempat Penampungan Sementara (TPS), pedagang Pasar Kronong, Kota Probolinggo akhirnya pindah.
Mereka hengkang dari tempat parkiran milik Dishub Kota Probolinggo dan kembali menempati Pasar Kronong yang baru dibangun.
Meski seluruh pedagangnya sudah menempati kios dan los baru, namun Pasar yang berlokasi di Jalan Lingkar Utara (JLU) Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan tersebut belum diresmikan. Rencananya, bulan depan diresmikan wali kota.
Hal tersebut diungkap kepala UPT Pasar pada Dinas Usaha Koperasi Kecil, Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Muhammad Arifbillah, Minggu (23/2/2020).
Dikatakan, proses pindahan berlangsung 2 hari Jumat hingga Sabtu (21-22/2/2020). Minggu pagi seluruh pedagang sudah berjualan di Pasar Kronong yang baru.
Disebutkan, jumlah pedagang yang pindah 239 pedagang. Sebanyak 186 pedagang menempati los, 23 menempati kios atau toko dan 30 pedagang berjualan di emperan pasar sisi utara.
Mereka yang berjualan di luar pasar tersebut adalah pedagang yang saat pendataan belum terdaftar alias tidak terdata. “Mereka pedagang baru, belum berjualan saat pendataan berlangsung. Pedagang tambahan,” ujar Arif.
Meski demikian, saat proses pemindahan hingga selesai penataan barang dagangan, berlangsung lancar dan tidak ada kendala atau gangguan.
Sebagai tanda rasa syukur, selain berdoa bersama sebelumnya, pedagang dan pembeli dihibur music elekton. “Enggak ada tujuan lain, menghibur pedagang dan pembeli. Minggu, mereka pertama menempati dan berjualan di pasar baru Kronong,” katanya.
Arief menyebut, ratusan pedagang tersebut berjualan aneka jenis barang. Di antaranya, pracangan, sayur, ikan buah-buahan dan sembako serta aneka kebutuhan lainnya.
“Barang yang dijual, sama dengan sebelumnya. Dibanding sebelumnya, pasar lebih bersih, lebih luas dan higienis,” tambahnya
Tentang kabar ada penarikan dana ke seluruh pedagang untuk biaya pembuatan pagar, Arief membenarkan. Hanya saja, pihaknya tidak ikut-ikut dan murni inisiatif dan hasil kesepakatan pedagang.
Bahkan sumbangan yang awalnya disepakati sebesar Rp 50 ribu setiap pedagang, turun menjadi Rp 25 ribu.
“Awalnya Rp50 ribu. Atas saran kami, turun menjadi Rp 25 ribu. Biar tidak memberatkan. Terbukti mereka sepakat,” jelasnya.
Hasil dari iuran atau tarikan dipegang dan dikelola paguyuban pedagang dan akan digunakan untuk memasang pagar.
Itu semua demi keamanan, mengingat Pasar Kronong Baru belum ada pagarnya, terutama di timur dan utara.
“Seng bekas pagar tempat penampungan sementara akan dipakai pagar. Tentunya dipilih yang masih layak pakai. Kekurangannya beli seng baru. Dana itu juga untuk biasa pemasangan pagar seng keliling,” tandasnya.
Seng tersebut digunakan pagar untuk sementara waktu, menunggu pagar tembok yang akan dinbangun pemkot.
Arif berterus terang, pembangunan pagar pasar menjadi tanggungan pemkot. Namun, pedagang berinisiatif memagar seng terlebih dahulu demi keamanan.
“Tahun ini pagar pasar akan dibangun pemkot. Setelah jadi, pagar seng akan dicopot atau dilepas,” pungkasnya.