Meski Tak Dibantu Pemkot, Rumah Seorang Warga Kota Probolinggo Akhirnya Layak Huni
PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Meski tidak dibantu Pemkot Probolinggo, rumah Sambang (50) yang tidak bisa ditempati, kini selesai direhab. Dan pada Senin (24/2/2020) pagi, rumah yang beralamatkan di Blok Mantong, Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih, sudah ditempati.
Tak hanya warga sekitar, Koramil 02 Wonoasih beserta anggotanya, Babinkamtibmas dan perwakilan PT Berdikasi Jaya Bersama (BJB) turut membantu proses pindahan. Mereka memasukkan peralatan dapur dan perabotan rumah tangga, yang dititipkan di rumah saudara dan tetangga, selama rumah tidak ditempati hingga selesai direhab.
Sementara Lurah dan Camat tidak bisa hadir, karena menghadiri acara di Pemkot yang tidak bisa diwakilkan. Sebagai perwakilan, ketua RW 3 Abdul Kholik hadir di acara tersebut. Usai berkemas-kemas, Sambang yang didampingi Astina, istrinya berterus terang, selain dibiayai uang pribadi Rp 1 juta, rumah berkukuran 5 x 8 meter persegi tersebut didanai hasil sumbangan.
Diantaranya, dari lurah dan camat setempat, Koramil 02 Wonoasih serta sumbangan dari PT BJB, perusahaan penyulingan oli menjadi solar. Sedang warga sekitar, ada yang membantu tanaga dan ada pula yang mengirim makanan saat perbaikan berlangsung.
“Kami ucapkan terima kasih ke warga dan semua pihak yang telah membantu kami,” ujar
Sambang.
Sambang yang didampingi Atina mengatakan, tanpa bantuan dari mereka, rumahnya tidak bisa ditempati, bahkan bertambah rusak. Dikatakan, rumah tinggalnya atapnya runtuh atau ambrol lantaran kayu penahan genteng rapuh.
“Lama tidak diperbaiki, sehingga kayunya rapuh. Uang dari mana saya. Kerja saya serabutan dan tak menentu,” katanya.
Pria beranak dua ini mengaku, sudah 4 tahun kerja serabutan. Awalnya bekerja sebagai sopir, hingga SIM-nya mati tak bisa nyopir lagi. Selama perbaikan yang memakan waktu 2 minggu, ia bersama istri dan anaknya menumpang tidur di rumah kakak iparnya yang bersebelahan. “Kalau saya kadang tidur di pasar dan musala,” bebernya.
Saat atapnya ambrol, rumahnya tetap ditempati. Namun memilih tempat yang masih ada gentengnya agar tidak kehujanan dan kepanasan. Sambang tidak berani memperbaiki rumah karena hanya mengantongi uang Rp 1 juta.
“Terus kami dibantu pak lurah, camat dan PT BJB serta warga sini. Akhirnya rumah kami layak,” pungkasnya dengan mata berkaca-kaca.
Untung, Babinsa setempat berinisiatif membantu setelah melihat kondisi rumah Sambang seperti kandang kambing. Pihak koramil membantu sisa kusen yang ada di koramil Wonoasih. Ia kemudian berkoordinasi dengan kelurahan dan kecamatan serta perusahaan yang ada di wilayahnya.
“Habis dana Rp 15 juta. Kalau pak lurah menyumbang batu bata. Pak camat atap hardplex,” katanya singkat.
Abdul Kholik, ketua RW setempat mengaku, sudah mengajukan rehab rumah Sambang saat Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan) tahun 2017. Lantaran tak ada respon, ia bersama ketua RT setempat tetap meminta bantuan.
“Tahun ini tidak ada bantuan perbaikan rumah Sambang. Ya, saya lihat didaftarnya. Kalau dibiarkankan tambah rusak. Akhirnya, kami minta bantuan ke yang lain,” katanya.
Sementara itu, manajer produksi PT BJB, Minkiet yang hadir saat pindahan mengiyakan, kalau pihaknya sudah membantu rehabilitasi rumah Sambang. Pihaknya tidak langsung membantu, tetapi kroscek dulu ke lokasi.
“Kami tidak melangkahi pemerintah. Kami berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Karena tidak ada bantuan dari pemerintah, ya akhirnya kami bantu,” katanya.
Pertimbangan lain, karena perusahaannya iba dengan Sambang menempati rumah yang tidak layak huni. Dan lagi, kalau dibiarkan, malah bertambah rusak. Disebutkan, bantuan yang diberikan ke Sambang adalah dana CSR.
“Kami tidak hanya membantu bapak Sambang. Selama kita bisa membantu, ya kita bantu. Kami berfikir sisi kemanusiaannya saja,” pungkas Minkiet.