Kisah Lengkap Film The Call of The Wild, Si Anjing Berhati Besar
SURABAYA, FaktualNews.co – Film keluarga The Call of The Wild, yang bercerita tentang seekor anjing berhati besar telah rilis di bioskop tanah air, sejak Jumat (21/2/2020) lalu.
Diangkat dari novel terkenal dengan judul sama, film berdurasi 100 menit ini disutradarai oleh Chris Sanders.
Film berlatar belakang tentang petualangan Buck, seekor anjing dengan kehidupan serba ada. Namun berubah ketika harus menjalani kehidupan diluar sana yang penuh tantangan.
Hidup Buck menjadi seratus persen terbalik saat dirinya dipaksa keluar dari rumah pemiliknya, hakim kaya raya di California, karena diculik. Hingga dijual ke penadah dan membawanya jauh ke dataran tinggi Yukon Alaska. Petualangan pun dimulai.
Selama perjalanan menuju Yukon, Buck mengalami kekerasan dari anak buah kapal yang mengangkutnya. Tanpa makanan dan sedikit air, Buck acapkali mendapat pukulan benda tumpul menggunakan pentungan bisbol. Akibatnya, Buck mengalami depresi saat melihat pentungan serupa.
Setelah sampai di dataran Alaska, Buck bertemu adopsinya, Perrault (Omar Sy) dan Francois (Cara Gee). Oleh keduanya, Buck diperkerjakan sebagai penarik kereta peluncur pengantar surat bersama beberapa anjing lain.
Awalnya, Buck tidak bisa menjalankan tugas dengan baik bersama tim. Namun lambat laun, ia makin jago menarik kereta peluncur. Hingga pada suatu ketika saat perjalanan, Francois tercebur kedalam aliran sungai berselimut lapisan es. Momen ini membawa penonton dalam situasi panik.
Saat Perrault tak bisa berbuat banyak menolong istrinya. Buck dengan intuisi menolong, sigap menceburkan diri kedalam sungai berair dingin dengan memecah lapisan es menggunakan tubuhnya. Buck berenang di tengah arus bawah air yang cukup deras, beruntung Francois bisa terselamatkan. Sementara Buck yang berada dibawah Francois harus berjuang kembali ke permukaan. Tak disangka, arus air sungai begitu deras menyeretnya kembali, Buck beberapa saat menghilang.
Perrault pada saat itu selesai menolong istrinya naik ke permukaan, tak sempat juga menarik Buck. Majikannya itu pun berkali-kali berupaya memecah lapisan es guna mengeluarkan Buck, tapi tidak berhasil.
Rupanya Buck bisa menyelamatkan diri, secara tiba-tiba ia mendekati Perrault yang tengah dirundung rasa kehilangan. Atas keberhasilan Buck menyelamatkan nyawa Francois, yang awalnya biasa, kini menaruh simpati kepada Buck.
Rasa simpati yang diberikan pasangan majikan itu berbuah iri Spitz, pemimpin para anjing tim penarik kereta. Spitz kemudian mengajak Buck berduel. Awalnya, Buck kalah hingga tak sadarkan diri.
Kendati tak sadarkan diri, kawanan anjing lain yang menaruh hormat pada Buck pun menyemangatinya. Selama ini, teman-teman mengenal Buck sebagai seekor anjing berhati besar. Buck akhirnya bangkit, perkelahian kembali terjadi sampai Spitz bisa dikalahkan. Karena malu, Spitz kemudian pergi meninggalkan tim.
Tanpa Spitz, tim penarik kereta pengantar surat kehilangan pemimpin. Perrault dan Francois kebingungan mencari penggantinya. Melewati sejumlah adegan, Buck kemudian ditunjuk menggantikan sosok Spitz, sebagai pemimpin.
Dalam kepemimpinan Buck, berbagai tantangan alam mewarnai perjalanan pengiriman surat, yang disebutnya sebagai penghubung kehidupan dapat dilalui. Longsoran salju hampir mengubur mereka bisa ditaklukkan. Surat awalnya tak pernah sampai tepat waktu, kini selalu tiba sesuai jadwal. Apresiasi pun mengalir untuk Perrault dan istrinya, pasangan pengantar surat legendaris di Alaska.
Pada saat mengantar surat di suatu tempat, Buck bertemu dengan John Thornton (Horisson Ford). Seorang bapak tua yang ditinggal mati oleh putra kesayangannya. Pertemuan Buck dengan Thornton bukan pertama ini terjadi, sebelumnya di pelabuhan kapal, keduanya juga bertemu, namun sekejap.
Pada waktu itu, harmonika Thornton jatuh. Melihat itu, Buck kemudian membawakannya kembali kepada Thornton. Di pertemuan berikut, ketika Thornton hampir ketinggalan kereta pengantar surat karena hendak mengirim kabar yang biasa ia lakukan di hari ulang tahun putra semata wayang kepada istri diseberang, Buck pula hadir membantu menitipkan surat itu, diserahkan kepada Perrault supaya turut diantar bersama surat yang lain. Pertemuan demi pertemuan rupanya membawa kesan mendalam bagi Buck.
Kabar buruk diterima pasangan Perrault dan Francois, rute pengiriman surat dihapus pemerintah karena diganti dengan telegram. Buck dan kawan-kawan terpaksa kembali kehilangan majikan.
Suatu ketika, datang Hal (Dan Stevens). Saudagar kaya pemburu emas. Ia datang untuk membeli semua kawanan anjing yang nanti diperkerjakan sebagai penarik kereta, membawa berbagai keperluannya yang sangat berat.
Sinyal penderitaan bagi kawanan anjing muncul. Diawal pekerjaannya, para hewan berkaki empat ini sudah mendapat kekerasan fisik dari Hal. Mulai dari cambukan karena tak jua membawa kereta bergerak, padahal roda macet tertimbun bekuan es. Hingga nyaris dipentung. Alat yang selama ini membuat Buck trauma.
Melihat itu, Thornton iba. Setelah melewati serangkaian pertikaian dengan Hal. Buck akhirnya berhasil terbebas dari kungkungan Hal. Sedangkan kawanan lain, melanjutkan perjalanan keras ditengah es yang mulai menyusut. Namun belakangan, mereka semua diketahui ķabur meninggalkan Hal.
Kegagalan-kegagalan yang dihadapi Hal, seolah disebabkan oleh Thornton. Hal akhirnya menyimpan dendam kepadanya. Ia pun keluar sebagai musuh bebuyutan sang tokoh utama. Hal berjuang mengakhiri hidup Thornton. Dilain sisi, Buck kembali menemukan majikan yang menyayanginya, tak lain adalah Thornton. Saat bersama, keduanya saling mengisi hari-hari.
Tiba-tiba rencana muncul dari benak Thornton, di akhir masa hidupnya, ia bertekad pergi ke tempat yang menjadi dambaan putra kesayangannya selama ini. Sebuah tempat yang tak pernah dikunjungi oleh siapapun. Tempat itu jauh diluar peta selama ini Thornton pegang. Buck pun menemani perjalananan ini. Ditengah perjalanan keduanya makin akrab satu sama lain.
Ternyata, tempat yang dicita-citakan putra Thornton sangat indah. Ada aliran sungai yang banyak menyimpan bongkahan emas. Keduanya memutuskan tinggal lebih lama ditempat itu. Tak hanya Thornton yang merasa menemukan kehidupan baru, Buck juga demikian. Hingga Buck jatuh cinta kepada salah satu keluarga serigala kutub disana.
Kisah belum berhenti, amarah Hal sungguh besar terhadap Thornton. Ia mendatangi kediaman Thornton yang sudah ditinggalkan penghuninya. Rumah pun tak luput dari amukan Hal. Barang-barang berharga Thornton dihancurkan, disitu Hal mendapatkan peta perjalanan Thornton yang selama ini dicari Hal, dimana harta karun emas tersimpan. Hal kemudian menelusuri peta tersebut.
Kebahagiaan Thornton bersama Buck di tempat tersembunyi, akan berakhir. Thornton berniat kembali ke desa untuk membeli beberapa properti dari emas yang didapat. Mendengar niat majikannya, Buck sedikit keberatan karena dirinya kadung terlanjur sayang dengan keluarga serigala. Tetapi Thornton meyakinkan Buck jika ia tidak akan diajak serta. Oleh karena itu, dibiarkanlah Buck tinggal disana selamanya, besok pagi keduanya janji bertemu untuk perpisahan.
Malam terakhir ditempat itu diwarnai tragedi. Dan menjadi malam terakhir bagi Thornton. Hal menemukan keberadaan mereka. Dimalam nahas tersebut, Hal menembak perut Thornton setelah terlibat perkelahian sengit. Mendengar suara tembakan Buck yang sempat meninggalkan Thornton, berlari menuju ke suara tembakan.
Saat tiba, Buck mendapati Hal sedang mengacungkan senapan laras panjang ke arah Thornton. Dengan sigap, Buck merebut senapan itu. Kini perkelahian antara hewan dengan manusia terjadi. Buck sekuat tenaga mendorong tubuh Hal ke dalam gubuk yang sudah terbakar api, Hal akhirnya tewas.
Pun demikian dengan Thornton, tubuh rentanya banyak kehilangan darah. Hingga nafasnya terhenti secara pelan dalam pelukan Buck. Kisah berakhir disitu, Buck bahagia bersama keluarga serigala dan mempunyai momongan. Namun, rasa rindu kepada majikan yang baik masih menyelimuti naluri Buck meski sadar dirinya seekor anjing.