Peristiwa

Program Sembako, Kadinsos Jombang Akui Daging Ayam Rentan

JOMBANG, FaktualNews.co-Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten, M Saleh, angkat bicara terkait polemik penambahan komoditas daging ayam dalam program sembako di kabupaten setempat.

Polemik tersebut menyusul keluhan sejumlah agen e-warung yang mengaku kesulitan jika ada daging ayam dalam program sosial yang juga dikenal sebagai program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) ini.

M Saleh mengakui daging ayam yang cukup rentan. Namun demikian, sejauh ini daging ayam merupakan salah satu pilihan yang paling sesuai untuk Jombang.

Kabupaten Jombang sendiri merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak pengusaha ternak ayam pedaging. Sehingga hal inilah yang menjadi tolok ukur Pemkab Jombang dalam menentukan daging ayam sebagai komoditas tambahan.

“Satu-satunya saat ini yang memungkinkan memang daging ayam, dan ini sudah kami kosultasikan ke pusat juga. Tahu tempe (kacang-kacangan) ini malah rentan, karena itungan kedaluwarsanya malah jam, tidak sampai hari,” ungkap M saleh, Kamis, (27/2/2020).

Dengan tingkat kerentanan yang tinggi ini, dia mengimbau kepada para agen e-warung dan para keluarga penerima manfaat (KPM) aktif dan memberikan perlakuan berbeda.

Saleh pun menjelaskan terkait teknis penyalurannya. Selain bertahap, penyaluran dari distributor ke agen sendiri akan dilakukan sesuai kesiapan masing-masing agen penyalur.

“Jadi distributor akan menunggu kesiapan agen, begitu siap, agen juga harus segera woro-woro agar bantuan segera diambil karena sekarang ada dagingnya. KPM juga sama, jangan tunggu lama, segera ambil bantuan kalau agen sudah siap,” terangnya.

“Semua sudah kami sosialisasikan baik ke agen maupun ke KPM, termasuk ke agen agar memberikan perlakuan khusus,” ungkapnya.

Tak hanya itu, daging ayam yang akan dibagikan kepada KPM tersebut juga akan berupa daging beku (frozen).

Sehingga, dia menjamin daging tersebut akan mampu bertahan hingga dua hari jika dipindahkan ke dalam boks stereofoam.

“Ini sudah kamu uji coba, jadi daging frozen kami masukkan ke boks stereofoam. Sabtu kami masukkan Senin kami buka. Hasilnya mencair tapi dagingnya masih baik dan tidak bau. Kami jamin daging frozen keluar freezer akan tahan di tempat terbuka sampai 12 jam,” imbuhnya.

Namun demikian, ke depan, Dinas Sosial memastikan akan terus melakukan evaluasi terkait sistem dan teknis penyaluran bantuan pangan tersebut.

Sebelumnya, sejumlah agen e-warung di Jombang, Jawa Timur, mengaku resah dan kesulitan dengan sistem penyaluran Program Sembako yang diterapkan oleh Pemkab Jombang ini.

Keresahan ini menyusul adanya penambahan komoditas daging ayam, selain beras dan telur.

Selain rentan dan beresiko besar, mereka khawatir, paket bantuan sembako terutama komoditas daging ini tak terdistribusikan secara maksimal, baik secara waktu maupun kualitas.

Sebab, penyalurannya terkesan dipaksakan dan mendadak tanpa ditunjang dengan sarana dan prasarana yang sesuai.

Selain itu, daging ayam yang mereka terima dari disbtributor tersebut tidak bisa dikembalikan jika tak diambil oleh penerimanya. Praktis ini akan menjadi tanggung jawab para agen.

“Kami hanya diminta sediakan terpal atau bak, kalau KPM tidak ambil hari itu, apakah ada yang mau jamin dagingnya tidak membusuk di kami. Sedangkan informasinya, itu tidak bisa diretur. Harapan kami ini ditinjau kembali,” tukas seorang agen di Kabupaten Jombang.