JOMBANG, FaktualNews.co – Selain membanjiri permukiman warga. Luapan air sungai Brawijaya, di Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Jombang, juga merendam belasan hektar sawah.
Hektaran sawah tersebut berada di dua desa. Yakni Desa Bandar Kedungmulyo dan Desa Pucangsimo. Saat kebanjiran, sawah tersebut terdapat tanaman padi yang rata-rata usianya sudah sekitar satu bulanan.
“Di Desa Bandar Kedungmuyo ada sekitar 12 hektar yang terdampak, kalau di Pucangsimo masih kami lakukan pendataan,” kata Camat Bandar Kedungmuyo, Mahmudi, Jum’at (28/2/2020).
Mahmudi mengakui, luapan sungai Brawijaya ini tidak sekali ini saja melanda wilyah setempat. Namun, hampir setiap tahun. Ini disebabkan tingginya curah hujan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di wilayah hulu sungai dan hampir semua wilayah di Jombang.
Sementara, kondisi tanggul sungai lebih rendah jika dibandingkan dengan tigginya aliran air sungai pasca debit airnya bertambah tersebut.
“Disini ada lima sungai, Sungai Avur Besuk, Avur Mekikis, Sungai Brawijoyo, Sungai Konto dan Sungai Pilang (wilayah Kabupaten Jombang). Makanya kami akan koordinasi dengam BBWS karena empat sungai itu wilayahnya BBWS, untuk mengatasi persoalan ini,” terangnya.
Hingga saat ini, luapan sungai Brawijaya tersebut masih terjadi dan merendam ratusan rumah penduduk di dua desa di Bandar Kedungmulyo.
Para korban banjir mengaku aktivitasnya terganggu akibat rumahnya terendam air setinggi sekitar kaki orang dewasa atau antara 30 centimeter hingga 50 centimeter.
Warga berharap, pemerintah segera mengatasi persoalan tanggul sungai yang sudah dalam kodisi kritis ini.
“Harapa kami diperbaiki tanggulnya, karena ini setiap tahun, malah ini terparah,” tukas Nurkisam, salah satu warga Desa Pucangsimo.