JOMBANG, FaktualNews.co – Pembagian bantuan Sembako 2020 sudah mulai disalurkan kepada Kelompok Penerima Manfaat (KPM) di beberapa wilayah. Namun, sejumlah penerima mengeluhkan kualitas beras yang mereka terima.
Seperti kejadian di Desa Sengon, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang dimana warga setempat menerima beras dibawah standar. Hal ini diketahui setelah KPM menerima barang tersebut
“Jika kita jeli maka terlihat warnanya agak kusam, patah-patah, ada kutu dan ada kerikilnya di beras Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT),” katanya seorang warga Sengon yang enggan disebut namanya tersebut, Rabu (28/2/2020).
Pria yang ditemui FaktualNews.co di kediamannya ini menjelaskan kualitas beras BPNT ini seperti di bawah jenis beras ‘Serang’. Jenis beras ini harga di pasaran sekitar Rp. 9.500 ribu.
Jika beras ini dibandingkan dengan beras yang lain bernama Bramu maka lebih jauh lagi. Padahal bedanya hanya Rp.1000 ribu, yaitu Rp. 10. 500.
“Dari BPNT tidak dijelaskan jenis berasnya dan harganya. Kita hanya dikasih tahu jadwal pengambilnya lewat grup WhatsApp. Datang ke agen sudah dipaketkan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia membeberkan dari total bantuan Rp.150 ribu, maka seharusnya KPM dapat beras sebanyak 10 kg dengan harga Rp. 9.450/kg-HET Permendag, telor sebanyak 10 butir dengan perkiraan Rp. 22.500 (sesuai harga pasar-fluktuatif. Siskaperbapo). Pada dua bulan terakhir ada tambahan daging ayam 1 kg dengan kalkulasi 33rb (harga pasar 33-35rb).
Ke depan ia berharap pemerintah bisa menjelaskan lebih rinci jenis beras dan beratnya di struk. Agar tidak timbul kecurigaan. Apalagi karung berasnya tidak ada tulisan apapun. Hanya untuk daging ayam dijelaskan pemasoknya adalah Phalosari Unggul Jaya Jawa Timur.
Ia menyebutkan Desa Sengon mendapat 10 butir telor dengan berat 8 ons, tapi berasnya tidak diberi keterangan beratnya berapa. Sebab di struknya tidak ada kejelasan. Langsung dipotong 150, saldo KPM otomatis jadi nol rupiah setelah mengambil paket. Padahal Rp. 40 ribu dapat ayam 1 kg, harga umumnya 33 di pasar.
“Kita tidak dikasih tahu beratnya berapa kilo untuk beras dan telor. Struknya hanya ada keterangan saldo nol, wilayah pengambilan, nama agen, tanggal pengambilan dan waktunya,” ujarnya
Sementara itu, kejadian serupa juga terjadi di Desa Diwek, Kecamatan Diwek, Jombang. Salah seorang perempuan berinisial S menceritakan untuk daerahnya menerima beras berwarna kuning dan banyak kerikil.
“Saya rasa tidak cocok dengan kualitas harga Rp. 10 ribu/kg. Harga Rp. 10 ribu sudah bagus, kalau yang seperti itu kemungkinan harga Rp. 7-8 ribu. Kalau telur 10 butir harga Rp. 15 ribu sudah bagus,” tandasnya.