PASURUAN, FaktualNews.co – Banjir yang melanda tiga Desa yakni Desa Kedungringin, Kedungboto dan Cangkringmalang, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, yang terjadi sepekan ini merupakan bencana banjir terparah dibandingkan dengan sebelumnya.
Banjir akibat luapan Sungai Wrati, yang membelah Kecamatan Beji, adalah banjir langganan tiap tahunnya disaat musim hujan terjadi. Meski berbagai upaya dilakukan untuk meminimalisir banjir terus dilakukan, namun tetap saja warga tiga desa ini harus berjibaku untuk atasi banjir tersebut.
Mereka berharap ada penanganan serius dan tuntas. “Yang kami inginkan agar ada penangan serius atasi banjir ini,” ujar Henry, warga sekitar, Sabtu (29/2/2020).
Terkait penanganan korban banjir, dia dan warga lainnya menyatakan berterima kasih kepada tim Tagana dan petugas terkait adanya dapur umum dan memberi nasi bungkus pada warga yang dusunnya terisolasi banjir.
“Namun yang lebih afdol dan bermanfaat yakni suplai air bersih pada warga,” terang dia.
Menurut Henry yang juga ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Wrati Sinergi ini, masalah banjir yang dialami warga dianggap sebagai musibah yang biasa terjadi.
“Namun kalau masalah untuk lain masih tersedia seperti bahan makanan. Tapi untuk memasak dibutuhkan akan ketersediaan air bersih,” ucap dia.
Data yang dihimpun DAS Wrati Sinergi, warga terdampak banjir mencapai ribuan Kepala Keluarga (KK), terjadi di 3 desa yakni Desa Kedungboto, 400 KK yang terdampak di 3 dusun, Kedungringin sebanyak 1.055 KK terdampak di 6 dusun dan Desa Cangkringmalang sebanyak 1.275 KK ada di 6 dusun.