Tak Terpengaruh Isu Corona, Permintaan Masker di Surabaya Normal
SURABAYA, FaktualNews.co – Temuan kasus coronavirus disease (Covid-19) atau yang dikenal dengan virus corona di Indonesia, tak membuat warga Surabaya melakukan aksi borong (panic buying) masker seperti di kota lain.
Ketua Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Surabaya, Dra Liza Pristianty menyampaikan, masyarakat di Kota Pahlawan cenderung tak terpengaruh dengan isu corona. Hal ini berbeda dengan yang terjadi di daerah lain, seperti Kabupaten Gresik.
“Selama ini di Surabaya belum terlalu ramai, justru yang saya dengar di daerah sekitar, Gresik begitu,” ujar Liza melalui sambungan telepon kepada FaktualNews.co, Rabu (4/3/2020).
Kendati demikian, dirinya tak menampik jika alat respirator tersebut tak lagi mudah dijumpai di pasaran. Sebab, suplai masker dari distributor ke apotik juga tersendat. Akibatnya, harga masker makin tak terkendali.
Ia menyebut, harga masker sebelum adanya isu corona dijual seharga puluhan ribu rupiah. Namun kini naik berkali-kali lipat, hingga mencapai ratusan ribu rupiah.
“Teman-teman di Surabaya melaporkan belinya saja sudah Rp 160 ribu, sekarang. Jadi untuk satu boksnya itu Rp 160 ribu,” tandasnya.
Atas kelangkaan ini, pihaknya pun mensiasati dengan membatasi penjualan masker kepada masyarakat. Masker hanya dijual secara eceran agar terhindar dari penyalahgunaan.
IAI Surabaya juga mengimbau apotik-apotik lebih mengutamakan menjual masker kepada pasien yang membutuhkan, “Kaidah apotik ini kan retail ke pasien,” singkatnya.
Liza kembali menegaskan, kelangkaan dan harga masker naik di Kota Surabaya bukan karena aksi borong warga Surabaya. Melainkan mengikuti kondisi pasar pada produk ini.
“Memang orang Surabaya tidak terlalu panic buying, saya belum melihat. Karena kayaknya yang ramai begitu ada corona di Gresik ya,” tutupnya.