FaktualNews.co

Berawal Dari WhatsApp Seorang Buruh PT SBL, Hingga Berujung Maut

Peristiwa     Dibaca : 845 kali Penulis:
Berawal Dari WhatsApp Seorang Buruh PT SBL, Hingga Berujung Maut
FaktualNews.co/Abdul Aziz
Tenda yang didirikan kalangan buruh PT SBL sebagai tempat berjuang untuk menggapai hak-haknya.

PASURUAN, FaktualNews.co – Ratusan buruh PT Sumber Bening Lestari (SBL) yang melakukan aksi mogok kerja dengan mendirikan tenda di atas trotoar depan pabrik yang memproduksi air mineral dalam kemasan (AMDK), hingga maut menjemput 4 buruh dan 2 lainnya mengalami luka, berawal dari PHK (pemutusan hubungan kerja).

Hal sepele ini yakni gegara status aplikasi WhatsApp yang dituliskan oleh Doni Fatofa, yang menjadi korban atas insiden tersebut. Doni menuliskan status WA karena tak diizinkan mengikuti kegiatan organisasi oleh manajemen pabrik. Manajemen tersinggung dan mem-PHK Doni, karena melanggar UU ITE.

Dari PHK terhadap Doni, hingga mengundang solidaritas rekan-rekannya sesama buruh dengan menggelar demo, agar Doni dipekerjakan kembali. Namun aksi solidaritas ini, berujung puluhan buruh lain yang ikut demo terkena PHK pula oleh pihak manajemen, karena dianggap tak mematuhi aturan.

Hal inilah yang membuat ratusan buruh, menuding ada upaya pemberhentian secara sepihak yang dilakukan pihak manajemen perusahaan.

Aksi protes dan berujung aksi demo berlanjut, hingga mereka dirikan tenda. Upaya perjuangan melalui pihak Disnaker setempat telah dilakukan, namun tak ada titik terang.

Hariyanto, salah seorang pekerja yang di-PHK mengatakan, buruh mendirikan tenda untuk sebuah perjuangan menggapai hak. Namun peristiwa itu malah merenggut 4 rekannya yang tengah berada di dalam tenda dalam posisi tiduran sambil ngobrol.

“Ada 10 orang di dalam tenda. Tiba-tiba mobilnya nabrak tenda,” jelasnya.

Dikatakannya, mereka yang meninggal merupakan pengurus serikat pekerja yang terus berjuang untuk mendapatkan hak-hak para buruh.

“Aksi mogok kerja dan mendirikan tenda sudah berlangsung selama dua bulan. Setiap hari ratusan pekerja ini terbagi dalam 3 shift untuk berjaga di tenda,” ucap Hariyanto.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas