Kesehatan

Datang dari Bandung dan Bali, Dua PDP Corona Warga Mojokerto Diisolasi

MOJOKERTO.FaktualNews.co-RSUD Prof Dr Soekandar Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto kembali merawat dua watga dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkait corona atau Covud-19. Dua pasien tersebut menjalani perawatan di ruang isolasi.

Hal tersebut dikatakan Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 RSUD Prof Dr Soekandar dr Gigih Setijawan. Dia mengaku tengah merawat dua Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Saat ini keduanya masih menjalani perawatan di ruang isolasi.

“Benar, saat ini kami sedang merawat dua pasien dalam pengawasan (PDP) terkait corona,” ungkapnya pada Kamis (19/3/2020).

Dia menjelaskan kedua PDP yang dirawat di RSUD Prof Dr Soekandar Kecamatan Mojosari, mengeluh batuk, flu dan nyeri telan sejak sejak pulang dari daerah yang menjadi sebaran virus Corona, Bandung dan Bali.

PDP pertama, masuk ke RSUD Prof Dr Soekandar pada Selasa (17/3) sore. Pasien pria berusia 52 tahun warga Kabupaten Mojokerto itu mengeluh batuk dan nyeri telan sejak pulang liburan di Denpasar, Bali.

“Pasien sempat demam pada Minggu (15/3), tapi saat datang ke rumah sakit sudah tidak demam. Keluhannya batuk dan nyeri telan,” terangnya.

Sejak masuk ke RSUD Prof Dr Soekandar, pasien tersebut dirawat di ruang isolasi. Saat ini batuk dan nyeri telan pasien sudah berkurang. Pemberian obat-obatan dan vitamin terus dilakukan terhadap pasien.

“Hasil foto thoraks ada sedikit gambaran pneumonia (radang paru-paru). Pasien akan kami isolasi selama masa inkubasi, yaitu 14 hari,” ujarnya.

Sementara satu PDP lainnya yang sedang dirawat di RSUD Prof Dr Soekandar adalah anak berusia 4 tahun.

Menurut dr Gigih, anak laki-laki warga Kabupaten Mojokerto itu rujukan dari RSI Sakinah di Kecamatan Sooko, Mojokerto. Pasien masuk ke rumah sakit pelat merah itu dini hari tadi.

“PDP anak usia empat tahun juga sedang kami rawat di ruang isolasi,” ungkapnya.

Dr Gigih menjelaskan, pasien anak ini menderita batuk, flu dan demam sejak pulang dari acara keluarga di Bandung, Jawa Barat.

Sama dengan Bali, Jabar juga dinyatakan sebagai daerah sebaran corona. Sehingga pasien dirawat di ruang isolasi untuk mengantisipasi corona.

“Hasil foto thoraks juga ada tanda-tanda pneumonia. Kondisinya saat ini agak membaik,” cetusnya.

Sedangkan kedua orang tua pasien anak tersebut, menurut dr Gigih, saat ini ditetapkan sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODR) terkait corona. Pasalnya, ayah dan ibu pasien ikut ke Bandung.

“Kami beri penjelasan kepada orang tuanya kalau ada keluhan flu dan batuk, saya minta segera berobat ke rumah sakit. Saat ini mereka masih sehat, belum ada keluhan,” tegasnya.

Terhadap kedua PDP, pihaknya akan mengambil sampel swap. Hanya saja pihaknya masih menunggu alat khusus untuk membawa sampel swap, yakni Virus Tranport Media (VTM). Tanpa alat tersebut, sampel akan rusak sebelum sampai di laboratorium.

“Sudah kami koordinasikan dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto untuk mendapatkan VTM. Tanpa alat itu kami tidak bisa membawa sampel swap ke Surabaya. Karena virus akan mati dalam satu jam,” tandasnya.

Sebelumnya RSUD Prof Dr Soekandar juga merawat 2 PDP di ruang isolasi.

Yaitu WNA India yang masuk ke rumah sakit tersebut pada Rabu (4/3) dan seorang pria usia 55 tahun yang datang Selasa (10/3). Kedua PDP itu sudah dipulangkan setelah dipastikan negatif corona.