LAMONGAN, FaktualNews.co – Merebaknya penularan virus Corona atau Covid-19, membuat hand sanitizer salah satu media pencegahan, menjadi langka dan mahal di pasaran.
Menyikapi hal itu, mahasiswa dan dosen Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Kesehatan Lingkungan, Universitas Islam Lamongan (Unisla), menciptakan Herbal Hand Sanitizer (Herbatis) beraroma serai, yang bisa dibuat sendiri dengan bahan yang mudah didapat.
“Produk anti bakteri dan anti virus kita ini sudah diuji, dan ini adalah hasil yang sudah melalui uji laboratorium, kita beri nama Herbatis,” kata Gading Wilda Aniriani, Kaprodi Kesehatan Lingkungan Unisla, Kamis (19/3/2020).
Menurutnya, karena virus memiliki struktur yang berbeda dibanding dengan bakteri. Kalau dengan alkohol 70 persen bakteri sudah bisa mati, namun kalau virus tidak.
“Virus memiliki kapsul protein yang di dalamnya ada material genetik yaitu DNA dan RNA, dan protein itu bisa hancur karena adanya klorin. Jadi kalau hanya alkohol saja tidak mampu membunuh virus,” jelasnya.
Sementara Winda, merasa hand sanitizer yang beredar di pasaran masih kurang dalam membunuh virus, karena hanya mengandung alkohol 70 persen, serta sedikit tambahan aloe vera dan wangi-wangian. “Tidak hanya alcohol, tapi juga harus ditambah klorin,” aku Winda.
Sementara itu, proses pembuatan Herbatis ini cukup mudah. Dimulai dengan mengambil minyak atsiri yang terkandung di dalam batang serai dengan cara disuling atau destilasi.
“Untuk satu kilogram serai direbus dengan 5 liter aquades atau air murni yang hanya memiliki unsur H2O. Tidak berhenti di situ, air rebusan serai kemudian dilakukan proses selanjutnya destilasi, dari situlah baru didapatkan minyak atsiri,” beber Gading, saat mempraktikkan proses penyulingan.
Usai mendapatkan minyak atsiri, kemudian dilanjutkan proses dengan menyiapkan bahan lainnya, seperti alkohol dan klorin.
“Ketiga bahan tersebut kita campur dengan persentase. Untuk alkohol dibawa 90 persen, minyak serai 15 persen dan klorin 5 persen,” tuturnya.
Semua takaran bahan dan persentasi pembuatan hand sanitizer Herbatis sudah sesuai yang ditentukan World Health Organization (WHO). “Sesuai standar WHO klorin-nya 5 persen, yang aman untuk kulit,” jelasnya. Seraya menambahkan bahwa hand sanitizer buatan Unisla, berbeda dengan hand sanitizer yang dijual di pasaran, karena mereka menambahkan klorin.
Rektor Unisla, Bambang Eko Muljono, memang memerintahkan untuk memproduksi hand sanitizer yang bahannya mudah didapat bahannya di lingkungan sekitar.
“Berdasarkan uji lab, produk ini mampu bertahan selama 2 tahun, karena tidak menggunakan air sebagai pelarut,” ujar Bambang.
Namun hand sanitizer itu untuk sementara hanya diproduksi untuk internal kampus. “Mengingat hari-hari ini alkohol agak sulit didapat, sehingga kita belum bisa produksi secara massal. Tapi kalau alkohol mudah didapat, insya allah kalau ada instansi yang memerlukan bantuan kita untuk melayani masyarakat, kita bantu,” ucapnya.
Rektor Unisla berharap, Herbatis tersebut bisa membantu masyarakat untuk mewaspadai berkembangnya virus Corona, karena tanpa bantuan masyarakat, pemerintah akan sulit, karena kondisi geografis kita yang begitu luas.
“Untuk itu, lembaga pendidikan termasuk Unisla, berupaya untuk ikut serta manakala dibutuhkan oleh pemerintah. Setidaknya membuat hand sanitizer,” pungkas Bambang Eko Muljono.