FaktualNews.co

Salut, Perusahaan Konfeksi Rumahan di Mojokerto Bikin Masker dan Dibagikan Gratis

Peristiwa     Dibaca : 1481 kali Penulis:
Salut, Perusahaan Konfeksi Rumahan di Mojokerto Bikin Masker dan Dibagikan Gratis
FaktualNews.co/Fuad Amanullah
Salah satu karyawan Tri Widiyatmoko sedang memotong kain untuk pembuatan masker.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Menyusul kelangkaan APD (Alat Pelingdung Diri) di pasaran akibat wabah virus corona, seorang pengusaha konfeksi di Dusun Tegalsari, Desa Puri, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, membuat masker secara swadaya dan membagikan secara gratis kepada masyarakat.

“Prihatin, saat ini masker harganya melambung tinggi dan sulit untuk mendapatkannya,” tegas Tri Widiyatmoko, pemilik perusahaan konfeksi Semut Geni, di kantor pemasarannya di Desa Puri, Kecamatan Puri, Mojokerto, Kamis (26/03/2020).

Dia bersama 14 karyawannya memanfaatkan mesin jahit yang ia miliki untuk membuat masker kain. Mengunakan bahan kain spunbond dan sisa kain jenis combed.

“Saya coba membuat dengan melihat tutorial di sosial media kemudian saya buat lalu saya bagikan secara gratis kepada lingkungan dan kepada siapa saja yang membutuhkan secara cuma-cuma,” tambahannya.

Tri, sapaan akrabnya, mengatakan untuk membikin masker dirinya tak asal comot bahan. Kain yang digunakan harus berjenis kain spunbond maupun kain combed. Tujuannya agar nyaman dipakai. Selain itu pori-pori kain juga padat sehingga relatif cocok untuk penyaring.



“Insyaallah sudah standar, sebab saya kemarin sempat melihat di media sosial jika memang kesulitan mencari masker kain berjenis spunbond dan sisa kain jenis combed, bisa menjadi solusi,” tambahnya.

Dalam sehari dirinya mampu membuat 250 masker. Bahannya pun masih tersedia cukup banyak. Sisa-sisa kain combed dari sisa pembuatan kaos dia manfaatkan untuk membuat masker.

Dia mengaku tidak berpikir untuk menjualnya meski banyak pesanan. Namun sejak membuat masker sendiri, dirinya banyak mendapatkan pesanan dari luar.

“Yang pesan rata-rata dari orang yang saya kenal atau orang dekat tepi tetap kita batasi. Ya khawatir saja adanya penimbunan atau barang kali dimanfaatkan,” tambah bapak dua anak yang masing-masing diberi nama Corel dan Gaza itu.

“Dengan kondisi seperti ini, apa yang bisa kita buat. Kalau ngomong untung pastilah kita butuh, namun saat ini apa yang kita bisa perbuat. Ya ini membuat masker dengan konsep sosial,” paparnya.

Kata dia, dalam pembuatan masker kain dirinya menghabiskan biaya cukup lumayan menyusul beberapa bahan pembuatan seperti karet dan kain juga mengalami peningkatan harga.

“Kalau kain spunbond ini masih stabil harganya, hanya saja bahannya yang kosong ditambah harga karet yang saat ini juga cukup mahal,” tandasnya.

 

 

• Baca berita-berita menarik hasil liputan Fuad Amanullah

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh