ODR Covid-19 di Kota Probolinggo Bertambah, Wali Kota: ‘Dana TT Rp 5 Miliar Sudah Habis’
PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Jumlah warga yang terjangkit virus Corona, terus bertambah. Berdasarkan data yang diterima dari tim kewaspadaan, Dinkes setempat, warga yang berstatus ODR (Orang Dalam Resiko) yang sebelumnya 112 bertambah menjadi 129 penderita.
Sedang status Orang Dalam Pantauan (ODP) yang sebelumnya 33 naik menjadi 36 orang. Hanya yang berstatus PDP (Pasien Dalam Pengawasan) yang tetap alias tidak bertambah yakni, 1 penderita. Diperoleh informasi, Balita yang sempat dirujuk ke Rumah Sakit Syaiful Anwar
(RSSA) Malang sudah dipulangkan.
Meski sudah dinyatakan sembuh, namun menurut dr Abraar, ketua Satgas penanggulangan virus corona, tetap berstatus PDP. Petugas tetap melakukan pengawasan. “Status PDP masih melekat ke yang bersangkutan. Makanya, petugas kami tetap melakukan pengawasan 24 jam bergiliran,” ujarnya.
Sementara berdasarkan penyebarannya, dari 5 kecamatan yang ada di wilayah Kota Probolinggo, terbanyak Kecamatan Mayangan 36 ODR, 21 ODP dan 1 PDP. Disusul Kecamatan kanigaran, 29 ODR dan 4 ODP, kemudian kecamatan Kademangan 28 ODR dan 8 ODP. Selanjutnya, Kecamatan Kedopok 24 ODR dan 1 ODP, terakhir Kecamatan Wonoasih 12 ODR dan 2 OPD.
Untuk balita yang berstatus PDP, awalnya bertempat tinggal di Kecamatan Kenigaran, namun yang bersangkutan pindah ke wilayah Kecamatan Mayangan, kelurahan Mangunharjo. Sekda Kota drg Ninik Ira Wibawati menyebut, ketidaksamaan data tempat tinggal akibat pasien
pindah tempat tinggal. Namun, secara administrasi tempat tinggalnya tetap di Kecamatan kanigaran.
Sementara itu, dalam upaya pencegahan penularan dan merebaknya virus Covid-19, Kamis (26/3/2020) pagi diselenggarakan Aple persama Satgas Terpadu Covid-19 wilayah Probolinggo (Kota dan Kabupaten) di halaman depan Makodim 0820. Dilanjutkan aksi penyemprotan disinfektan secara serentak di sejumlah tempat.
Diantaranya, tempat keramaian, fasilitas umum, dan di jalan raya. Tampak kendaraan Damkar (Pemadam Kebakaran) Kota Probolinggo menyemprot jalur-jalur di dalam kota. Seperti, jalan Soekarno-Hatta, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Suyoso, jalan dr Sutomo, Subroto, Ahmad Yani dan jalan lainnya. Terlihat pula, petugas menyemprot SMPK Mater Dei.
Terpisah, Wali Kota Hadi Zainal Abidin menyebut, anggaran Tidak Terduga (TT) sebesar Rp 5 Miliar tidak cukup membiayai bencana nasional non alam virus corona di wilayahnya. Menurutnya, dana sebesar itu terlalu sedikit untuk biaya penanganan Covid-19 hingga tuntas.
“Dana TT sudah habis kita gunakan. Malahan kita mau ngambil dana dari OPD terkait. Untuk diarahkan ke biaya pencegahan. Untuk besaran dananya, kami sampaikan nanti,” ujar wali kota saat berkunjung ke gudang bulog.