Darurat Covid-19, Akses Masuk Mojokerto Kian Diperketat
MOJOKERTO, FaktualNews.co-Terus bertambahnya Orang Dalam Pantauan (ODP) maupun Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkait (Covid-19) di Mojokerto, membuat polisi getol melakukan pencegahan.
Selain penyemprotan disinfektan, pembubaran massa hingga sosialisasi, petugas kepolisian juga memperketat penjagaan di sejumlah ruas jalan perbatasan dan pintu masuk kota dan Kabupaten Mojokerto.
Pemeriksaan terhadap semua warga yang datang ke Bumi Majapahit ini pun mulai diterapkan.
“Jadi, warga yang pergi dan khususnya yang datang wajib melewati serangkaian pengecekan kesehatan hingga tunjukkan identitas diri,” ungkap Kapolresta Mojokerto, AKBP Bogiek Sugiyarto, Jumat (03/04/2020)
Tim gabungan Gugus Tugas Covid-19 mendirikan dua posko dalam deteksi dini pencegahan persebaran virus korona. Yakni, di Stasiun Kereta Api dan Terminal Kertajaya, Kota Mojokerto.
Dua lokasi merupakan pintu masuk dan keluar warga dalam jumlah besar. Para penumpang yang naik turun kereta dan angkutan umum di terminal wajib diperiksa. Mulai menggunakan thermal gun hingga penyemprotan disinfektan di bilik sterilisasi.
Personel dari kepolisian, TNI, tenaga kesehatan, dan berbagai elemen terkait, siaga di posko tersebut. “Selain itu, kami juga mendirikan 18 pos di setiap kelurahan di wilayah kota,” tegasnya.
Pendirian posko tersebut untuk mendata dan memetakan pendatang. Harapannya, para pendatang itu bisa melaporkan dalam waktu 1×24 jam ke setiap RT masing-masing. Sekaligus untuk mempermudah mengetahui riwayat perjalanan pendatang.
“Selain pemeriksaan kesehatan, kami akan memeriksa tujuan dan identitas warga yang masuk. Ke sini dalam rangka apa, berapa lama,” terangnya.
Jika mereka pemudik, lanjut Bogiek, harus membuat pernyataan sanggup mengkarantina diri dulu secara mandiri di rumahnya selama 14 hari sesuai protokol kesehatan.
Di tengah karantina itu, mereka dituntut melaporkan perkembangan kesehatan ke pos yang sudah dibangun di kelurahan dan desa masing-masing.
“Maka dari itu, kami lakukan pemeriksaan. Utamanya warga Mojokerto yang berasal dari luar kota,” tandasnya.
Pemeriksaan dilakukan sebagai langkah antisipasi bagi warga yang sudah melakukan mudik lebih dulu. Sehingga, memudahkan pengawasan.
Upaya itu seiring banyaknya masyarakat pulang kampung di tengah pendemi skarang ini. Artinya, mewabahnya virus dari Wuhan China ini, ternyata menjadikan tren masyarakat untuk mudik Lebaran lebih awal.
Tak hanya di dalam kota dan terminal, screening juga diterapkan di pintu keluar tol Penompo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Di lokasi itu ada satu posko yang didirikan Polres Mojokerto untuk memutus mata rantai persebaran virus korona.
“Ini kita bangun utamanya untuk mengantisipasi kendaraan dan penumpang dari luar kota,” kata Kapolres Mojokerto, AKBP Feby DP Hutagalung.
Menurutnya, posko gabungan ini menjadi langkah perketatan bagi para pendatang ke Mojokerto. “Terutama pelat (nopol) B, kita juga melakukan pengecekan suhu tubuh penumpang dan penyemprotan disinfektan untuk kendaraan,” pungkasnya.
Belakangan, kampanye tidak mudik dan tidak piknik juga terus didengungkan pemerintah dan aparat kepolisian. Itu juga sebagai upaya menjaga serta melindungi diri dan keluarga.