FaktualNews.co

PDP Corona asal Jakarta Meninggal di Kota Mojokerto, Keluarga Bantah Pasien Tak Kooperatif

Kesehatan, Peristiwa     Dibaca : 918 kali Penulis:
PDP Corona asal Jakarta Meninggal di Kota Mojokerto, Keluarga Bantah Pasien Tak Kooperatif
FaktualNews.co/amanu
Prabrik pembuatan tahu takwa di Prambon, Nganjuk.

MOJOKERTO, FaktualNews.co-Pasien Dalam Pengawasan (PDP) terkait Covid-19 asal Jakarta yang meninggal di Kota Mojokerto pada Senin (30/3/2020) tengah malam, dianggap tidak kooperatif saat dirawat di RS Gatoel Mojokerto.

Namun pihak keluarga membantah tudingan tersebut. Bantahan atau klarifikasi dituangkan dalam rekaman video yang dikirimkan oleh kerabatan via aplikasi WhatsApp ke media ini, Jumat (3/4/2020).

Keluarga pasien asal Jakarta yang meninggal di Kota Mojokerto juga menampik beberapa hal yang diungkapkan Jubir Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Christiana Indah Wahyu.

Di antaranya disebut tidak jujur terkait riwayat perjalanan dari Jakarta.

Klarifikasi terhadap pernyataan Christina Indah Wahyu disampaikan Stevanus Gunawan Agustinus (36), menantu PDP asal Jakarta yang meninggal di RS Gatoel, Kota Mojokerto. PDP asal Jakarta yang meninggal itu pria berusia 57 tahun.

“Pertama, bagaimana mungkin papi kami bisa melawan untuk dilakukan swab, papi kami itu belum diswab. Memang papi kami tidak kooperatif pada saat dipasang masker oksigen oleh perawat rumah sakit saat papi kami baru dirawat. Belum pernah diswab. Kami tidak melawan. Bagaimana kami bisa melawan? Kami sendiri ketakutan, kami ingin papi kami segera sembuh,” kata Gunawan melalui video.

Ia juga menampik tudingan Indah yang menyebut ayah mertuanya tidak jujur terkait riwayat perjalanan dari Jakarta. PDP terkait corona itu datang dari Jakarta untuk mengunjungi anak dan cucunya yang tinggal di Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

Kedua, kenapa papi kami dikatakan berbohong pada waktu datang pertama kali tidak mengaku dari Jakarta? Dari mana papi kami bisa berbohong? Dari awal masuk rumah sakit, saya pakai kartu asuransi milik papi saya. Saya memakai KTP papi saya. Itu Jakarta tulisannya jelas. Bahkan saat ditanya papi saya bilang Jakarta Utara, saya masih ingat,” terangnya.

Oleh sebab itu, Gunawan berharap media maupun Pemkot Mojokerto memulihkan nama baik keluarganya. Pasalnya, pernyataan Indah membuat keluarganya dikucilkan masyarakat.

“Itu membuat kami sangat dikucilkan dan kami baru tahu itu penyebabnya. Kepada Media, Pemkot Mojokerto, kami mohon dibantu memulihkan nama baik keluarga kami. Coba bayangkan kalau hal yang sama menimpa bapak atau ibu. Kami bagaikan sudah jatuh ketimpa tangga. Sekarang kami dikucilkan masyarakat. Banyak masyarakat yang mengatakan kami tidak peduli dengan masyarakat yang lain, egois dan lain sebagainya,” tandasnya.

Terkait hal tersebut, Indah belum bisa dikonfirmasi. Perempuan yang juga menjabat Kepala Dinas Kesehatan Kota Mojokerto itu belum merespons saat berusaha dikonfirmasi.

Sebelumnya diberitakan pria asal Jakarta berstatus PDP meninggal dunia di Kota Mojokerto. Selain mempunyai riwayat hipertensi dan jantung koroner, PDP terkait Covid-19 meninggal karena tidak kooperatif selama menjalani perawatan di rumah sakit.

Juru Bicara Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Christiana Indah Wahyu mengatakan PDP yang meninggal dunia adalah pria 57 tahun asal Jakarta.

Pria ini mengunjungi anak dan cucunya yang tinggal di Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto pada Sabtu (21/3). Sejak datang, dia menderita batuk, mual, muntah, sakit kepala dengan suhu tubuh 37,8 derajat celsius.

Pada 28 Maret, karena kondisi korban semakin memburuk pihaknya berupaya mencari rumah sakit rujukan di Surabaya, Sidoarjo dan Kabupaten Mojokerto, tapi semuanya penuh.

Sejak saat itulah pria asal Jakarta masuk data PDP corona di Kota Mojokerto. Pihak rumah sakit Gatoel sendiri, sudah berupaya mengambil swab pasien untuk memastikan positif atau negatif corona pada Sabtu (28/3/2020). Namun, PDP nomor 5 itu menolak diambil swab.

“Saat kami lakukan pemeriksaan sesuai standar PDP, pasien tidak kooperatif dan menolak,” ungkapnya.

Keesokan harinya, Minggu (29/3), PDP corona itu mengalami penurunan kondisi dengan saturasi oksigen menurun. Pasien akhirnya meninggal di RS Gatoel pada Senin (30/3/2020) tengah malam.

“Jenazahnya dimakamkan di pemakaman China Trowulan, Kabupaten Mojokerto pada Senin (31/03/2020) dengan ketentuan pemakaman seperti pasien positif COVID-19,” tegasnya.

Karena tidak sempat melakukan tes swab, Indah mengaku kesulitan memastikan PDP tersebut positif corona atau tidak. Dia menyebut pasien meninggal karena memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi) dan jantung koroner.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah
Tags