Pasar Hewan di Situbondo Disemprot Disinfektan, Bupati : Kalau Tak Patuh Saya Tutup!
SITUBONDO, FaktualNews.co-Upaya untuk mencegah penyebaran virus corona atau covid 19 terus dilakukan. Kali ini, Pemkab Situbondo menyemprotkan cairan disinfektan atau antiseptik di pasar hewan Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Sabtu (4/4/2020).
Bupati Dadang Wigiarto, Sekretaris Daerah Sekda Syaifullah, dan sejumlah pejabat Pemkab Situbondo, juga membagikan masker kepada para pedagang sapi di pasar hewan tersebut.
PPenyemprotan dilakukan petugas Pusdalop Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo sebelum para pedagang beserta sapi dan ratusan ternak, baik sapi dan kambing masuk ke dalam pasar hewan.
Selai disemprot disinfekatn, ratusan pedagang dari berbagai daerah di Jawa Timur itu oleh petugas BPBD juga diberi masker.
Setelah disemprot dan diberi masker, mereka diberi pengarahan langsung oleh Bupati Situbondo Dadang Wigiarto. Usai para pedagang dibolehkan masuk ke pasar hewan.
“Saya minta kepada para pedagang sapi dan kambing, untuk mematuhi aturan pemerintah, selalu menggunakan masker dan cuci tangan. Ini salah satu upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19 di Situbondo. Kalau tidak mematuhi, kami tidak segan-segan menutup pasar hewan ini, seperti penutupan pasar hewan di Besuki,” kata Bupati Dadang.
Bupati Dadang Wigiarto menambahkan, saat ini, secara bertahap perkembangan kesehatan enam warga Situbondo yang dinyatakan positif Covid-19 mulai membaik dan sudah ada yang dinyatakan sembuh dari infeksi Covid-19 itu.
“Jika dilihat dari perkembangan kesehatannya, Insya Allah warga Situbondo yang terpapar Covid-19 akan sembuh semua. Saat ini sudah ada 4 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh. Selanjutnya, Dinas Kesehatan Situbondo akan melayangkan surat ke pemerintah pusat terkait pasien yang sudah dinyatakan sembuh,” tutur bupati.
Sekda Syaifullah mengaku sengaja menyemprotkan disinfektan di pasar hewan Desa Sumberkolak, karena pedagang di pasar hewan yang digelar setiap sabtu itu, tidak hanya warga Situbondo, melainkan juga dari sejumlah daerah di Jatim.
