Diduga Ditolak Warga, Ambulan Berisi Jenazah Asal Surabaya Terlantar di Jombang
JOMBANG, FaktualNews.co – Kepanikan warga terkait merebaknya virus corona membuat kekhawatiran yang berlebih sebagian masyarakat di tanah air.
Seperti yang terjadi di Jombang, Jawa Timur, seorang sopir ambulance dari yayasan Nurul Hayat bernama Teguh Santoso, yang mengantar jenazah dari Surabaya harus tidur semalam dengan jenazah yang dia antar lantaran dikabarkan ditolak oleh warga dan perangkat Desa Plandi, Kecamatan Jombang.
Ironisnya, kejadian ini berlangsung hingga siang ini. Mobil ambulan beserta jenazah almarhum masih terparkir di halaman kamar mayat RSUD Jombang dan belum tahu sampai kapan akan dimakamkan.
Ditemui di Kamar Jenazah RSUD Jombang, Teguh membenarkan kejadian itu. Dia mejelaskan, bahwa jenazah yang diketahui bernama Ratno Yuniarto (43) tersebut sebelumnya meninggal dunia di Rumah Sakit Muji Rahayu Surabaya pada, Selasa, 7 April 2020 malam.
Pasien yang didiagnosa mengalami sakit jantung ini kemudian dibawa oleh keluarganya untuk dimakamkan di kampung halamannya di Jombang. Hanya saja, setelah tiba di rumah duka, perangkat Desa dan tokoh masyarakat Desa Plandi melarangnya menurunkan jenazah tersebut.
“Jadi jenazah tiba di Jombang tadi malam sekitar jam 21.30 WIB, setelah sampai di rumah di Desa Plandi, kami dilarang menurunkan jenazah, kami ditanya surat pengantar, mobil saya disemprot luar dalam, mungkin karena takut banyak berita tentang covid-19 ini,” terang Teguh.
“Keluarga disarankan minta visum di Rumah Sakit terdekat, sepertinya masih ada kekurangan surat pengantarnya,” tandasnya.
Sementara, kakak korban, Budi, mengaku bahwa adiknya, Ratno sempat dirawat di Rumah Sakit Muji Rahayu Surabaya karena penyakit jantung. Ratno mendapatkan perawatan medis selama sekitar satu jam karena mengalami sesak nafas sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Budi menjelaskan, Ratno sendiri merupakan warga asli Kaliwungu, Jombang, yang kini memiliki keluarga di Jawa Tengah. Orang tuanya di Desa Kaliwungu kini tinggal dan mengontrak di Desa Plandi,sehingga pihak keluarga berinisiatif menguburkan jenazah Ratno di Jombang.
Selama ini, korban tinggal di Surabaya karena bekerja di kawasan Kalianget Surabaya sebagai sopir trailer.
“Diagnosanya hanya sesak nafas karena jantung,informasi dari sopir surat-suratnya kurang sehingga saya balik lagi ke Surabaya minta surat dari dokter, sudah dikasih surat bahwa jenazah ini tidak menular, sekarang kurang visumnya dan masih rundingan lagi,” ungkap Budi.
Hingga siang ini, baik jenazah maupun sopir ambulan dan keluarga korban masih terlantar di depan Kamar Jenazah RSUD Jombang dan belum kapan jenazah bisa di makamkan.
Ambulan yang membawa jenazah Ratno Yuniarto saat parkir di halaman kamar jenazah RSUD Jombang.