FaktualNews.co

Penyemprotan Disinfektan di Jalanan Sebuah Banyolan, Ini Kata WHO

Nasional     Dibaca : 1354 kali Penulis:
Penyemprotan Disinfektan di Jalanan Sebuah Banyolan, Ini Kata WHO
FaktualNews.co/dokumen/
Penyemprotan dan Fogging Disinfektan di Kota Lamongan

JAKARTA, FaktualNews.co  –  Menyemprotkan cairan disinfektan di jalanan. Aadalah salah satu cara yang dipercaya untuk mencegah penyebaran virus Corona di Indonesia. Bahkan, sejumlah negara  juga melakukan hal tersebut.

Namun, World Health Organization (WHO) alias Organisasi Kesehatan Dunia justru menganggap hal tersebut konyol.

Di Jakarta, sejumlah jalanan disemprot disinfektan pada 22 Maret 2020. Besoknya di Surabaya, Wakil Wali Kota Tri Rismaharini mengerahkan drone untuk menyemprot disinfektan di sejumlah kampung padat penduduk.

Bali juga tak mau ketinggalan. Polda Bali mengerahkan truk water cannon berkapasitas 5.000 liter untuk menyemprot Jalan WR Supratman Denpasar dengan cairan pembasmi kuman penyakit itu, pada 27 Maret.

Kota Kembang-pun demikian, polisi menyemprot Jalan Soekarno-Hatta Bandung hingga seluruh 750 lokasi di Jawa Barat dengan disinfektan, serentak pada 31 Maret. Di Kota Madiun Jawa Timur, ‘hujan disinfektan’ dibikin lewat pengerahan bronto skylift.

Kapolri Jenderal Idham Azis mewajibkan seluruh jajaran kepolisian di Indonesia melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh daerah.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla (JK) meninjau perakitan 40 alat penembak yang disebut gunner. Nantinya, armada gunner ini bakal menyemprot Jawa, Sumatera, dan Sulawesi dengan disinfektan.

Ternyata, fenomena pemyemprotan disinfektan tak hanya terjadi di Indonesia. Di India, Meksiko, hingga Turki juga demikian.

Lantas apa pandangan WHO terkait hal ini?

Dalam sebuah kesempatan wawancara yang disiarkan DW News, presenter Phil Gayle bertanya kepada Kepala Jaringan Wabah dan Tanggap Darurat Global WHO, Dale Fisher soal pandangannya terhadap fenomena ini.

“Mungkin itu adalah citra masyarakat yang kita anggap serius, saya tidak tahu. Yang jelas, itu adalah hal yang tidak kami rekomendasikan. Kami tidak percaya orang-orang tertular virus dari permukaan tanah (jalanan -red),” kata Fisher, sebagaimana diunggah DW News di akun YouTube, Kamis (2/4/2020).

Dia menyebut mencuci tangan dan menjaga jarak adalah cara umum yang lebih baik ketimbang menyemprot jalanan dengan disinfektan.

“Saya lebih melihat orang-orang mencuci tangan dan menjaga jarak, hal seperti itulah yang merupakan aksi tanggap masyarakat terhadap virus, bukan menyemprotkan klorin di mana-mana,” kata Fisher.

Dilansir Reuters, Fisher bahkan menganggap langkah penyemprotan jalanan dengan disinfektan bisa berisiko merugikan kesehatan masyarakat, membuang waktu, dan menghamburkan sumber daya.

“Itu adalah sebuah gambaran konyol di banyak negara,” kata Fisher yang juga ahli penyakit menular, Selasa (31/3/2020).

“Saya tidak percaya itu bisa berkontribusi apapun untuk merespons (COVID-19) dan bisa beracun bagi masyarakat. Virus itu tidak akan bertahan lama di lingkungan dan orang-orang pada umumnya juga tidak menyentuh permukaan (tanah/jalanan),” kata Fisher.

Sementara itu, Peneliti dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) China, Zhang Liubo, bahkan mewanti-wanti masyarakat supaya tidak kelewat kerajingan main semprot disinfektan. Soalnya, cairan disinfektan bisa berbahaya bagi manusia bila kelewat banyak masuk ke tubuh.

“Permukaan di luar ruangan, seperti jalanan, tempat lapang, rerumputan, jangan sering-sering disemprot dengan disinfektan… Menyemprot disinfektan dalam area yang luas dan terus-terusan bisa bikin polusi lingkungan dan harus dihindari,” kata Zhang Liubo, dilansir Science dari siaran televisi CCTV China.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin
Sumber
detik.com