FaktualNews.co

Tragis, Korban Puting Beliung di Jember Tinggal di Bekas Kandang Sapi

Peristiwa     Dibaca : 744 kali Penulis:
Tragis, Korban Puting Beliung di Jember Tinggal di Bekas Kandang Sapi
FaktualNews.co/Muhammad Hatta
Abdul Rasyid saat di depan bekas kandang sapi tempat tinggalnya.

JEMBER, FaktualNews.co – Sebulan sudah Abdul Rasyid (60) tinggal di bekas kandang sapi di Dusun Sumberwaru, Desa Sumberkalong, Kecamatan Kalisat Kabupaten Jember. Buruh serabutan itu terpaksa tinggal di situ setelah rumahnya luluh lantak dihantam puting beliung sebulan lalu.

“Sekitar sebulan lalu rumah saya hancur kena hujan disertai angin puting beliung. Kejadiannya sekitar jam lima sore. Beruntung saya dan keluarga selamat. Sejak saat itu saya dan keluarga tinggal di bekas kandang sapi yang ada di belakang rumah,” tutur Rasyid, ditemui di bekas kandang sapi tempat dia dan keluarganya tinggal, Sabtu pagi (11/4/2020).

Kondisi bekas kandang sapi itu tak berdaun pintu dan hanya berukuran 5 meter x 3 meter. Rangkanya terbuat dari bambu, demikian juga dindingnya, hanya gedek yang sudah bolong di sana sini.

“Ya seperti ini kondisinya. Namanya juga bekas kandang sapi. Saya dulu memang pernah punya sapi. Sudah saya jual untuk membangun rumah. Tapi sekarang rumahnya malah roboh,” ungkap pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani dan kuli bangunan itu.

Karena ukurannya hanya 5 meter x 3 meter, tempat tidur dan dapur jadi satu di situ. Sebuah tungku tempat memasak jadi satu dengan sebuah dipan beralas kasur.

“Ya memasak, ya tidur sudah jadi satu. Dipannya untuk tidur kami berempat,” kata pria ini.

Yang membuat Rasyid nelangsa, ketika hujan deras mengguyur. Lapisan bekas spanduk plastik yang dia pasang untuk melapisi genting, tak cukup untuk membuat atapnya tidak bocor.

“Saya terkadang sampai menangis, tidak tega lihat anak dan istri berdesakan mencari sudut aman ketika hujan deras datang. Apalagi kalau hujannya malam hari,” kata Rasyid dengan mata berkaca-kaca.

Dia mengaku tak bisa berbuat banyak. Penghasilannya sebagai buruh tani rata-rata hanya Rp 30 ribu per hari. Uang itu hanya cukup untuk bertahan hidup keluarganya.

“Ya bagaimana lagi, hasil kerja cukup buat makan. Ya kita terima aja, mungkin ini ujian Allah,” ujarnya lirih.

Rasyid saat ini tengah berusaha keras untuk membangun kembali rumahnya. Beberapa bantuan memang sempat dia terima. Setidaknya itu bisa sedikit meringankan beban hidup dia dan keluarganya.

“Bantuan memang ada. Sempat ada yang memberi sembako. Pak kades juga membantu material. Tetapi tetap saja saya kan harus mencari biaya untuk ongkos tukang. Belum lagi untuk hidup keluarga. Yah, yang penting saya tetap berusaha,” tandasnya.

Kepala Dusun Sumberwaru, Hartono, saat dikonfirmasi sedang tidak ada di rumah. Dia mengatakan melalui aplikasi WhatsApp, saat itu sedang sibuk mengatur proses pengiriman bantuan pasir untuk membangun kembali rumah Rasyid.

“Ini masih pengiriman pasir dari saya pak,” tulisnya singkat.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh