LAMONGAN, FaktualNews.co-Banjir di Kabupaten Lamongan semakin meluas. Jika sebelumnya merendam 7.461 rumah, kini naik 2.149 rumah menjadi total 9.610 rumah warga yang tergenang.
“Banjir mulai 10 April kemarin. Update 14 April ini 115 desa di 17 Kecamatan, dengan total 9.610 rumah yang terdampak,” kata Kasi Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Lamongan, Muslimin, Selasa (14/4/2020).
Lebih jauh Muslimin menyebutkan, dari 17 kecamatan tersebut, banjir yang paling parah terjadi di Kecamatan Babat dan Kecamatan Turi.
“Wilayah Babat itu ada 5.161 rumah yang tersebar di 13 desa. Kemudian di wilayah Turi 1.976 rumah yang terdampak,” ujarnya.
Banjir yang melanda Kabupaten Lamongan tahun ini dinilai lebih parah jika dibandingkan dengan banjir tahun sebelumnya.
“Dibandingkan tahun 2019, ini lebih besar, karena bersamaan dengan tingginya permukaan air Bengawan Solo, sehingga air yang dari Bengawan Jero ini tidak bisa dikeluarkan,” jelasnya.
Selain menggenangi permukiman warga, banjir juga menyebabkan sejumlah tanggul sungai jebol serta merendam lahan tambak dan persawahan.
“Tercatat lahan petani tambak hampir 6.513 hektare dan lahan padi 1.120 hektare,” terang Muslimin.
Untuk menanggulangi banjir tersebut, BPBD Lamongan telah berkoordinasi dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Kabupaten Lamongan untuk menambah pompa air di tiga titik.
“Tiga titik pompa juga sudah dipasang, Kecamatan Karangbinangun, Kecamatan Kalitengah dan Kecamatan Babat untuk mengurangi debit air di wilayah yang menjadi kantong air untuk dikeluarkan ke Bengawan Solo,” ucapnya.
Ribuan rumah terdampak banjir itu berada di 17 kecamatan. Yakni Kecamatan Karangbinangun, Babat, Glagah, Deket, Turi, Kalitengah, Kedungpring, Lamongan, Tikung, Modo, Kembangbahu, Sukodadi, Sugio, Karanggeneng, Pucuk, Sekaran dan Kecamatan Laren. Hingga saat ini belum ada warga yang diungsikan.