TULUNGAGUNG, FaktualNews.co-Sepanjang Januari hingga pertengahan April 2020 ini, Dinas Kesehatan Tulungagung mencatat ada 144 orang menderita Demam Berdarah Dengue (BBD). Satu di antaranya meninggal dunia.
Jumlah tersebut jauh memrosot dibanding perideo yang sama pada 2019 lalu. Saat itu jumlah kasus DBD mencapai seribu lebih dan belasan angka kematian.
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Tulungagung, Didik Eka mengatakan Dari Januari hingga pertengahan April, total ada 144 orang menderita DBD (Demam Berdarah Dengue) di Tulungagung.
“Dari Jumlah ini ada 1 kasus kematian yang terjadi pada bulan Maret lalu,” terangnya, Minggu (19/04/2020).
Didik mengatakan masyarakat yang rentan menderita DBD pada usia anak-anak dan orang tua karena sifat dari nyamuk yang membawa penularan DBD menggigit di dalam rumah pada waktu pagi dan sore hari.
“Anak-anak dan orang tua sering berada di rumah pada jam-jam ini,” paparnya.
Didik mengatakan untuk Kasus DBD di Bulan April, sudah dilakukan fogging ke 7 tempat yang berpotensi terjadi penularan Demam Berdarah.
Dua di antaranya yang baru saja dilakukan yaitu di Desa Karanganom Kecamatan Kauman dan di Desa Tanjungsari Kecamatan Boyolangu.
“Kemarin kita baru saja melakukan fogging, kalau angkanya dibanding tahun lalu sangat turun drastis,” jelasnya.
Didik Eka mengimbau masyarakat untuk selalu melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) untuk mencegah penyakit Demam Berdarah.
Sementara itu, mengacu dari data Dinkes tahun-tahun mengelompokkan, terdapat 64 Desa dan Kelurahan yang menjadi endemi DBD di Tulunggung.
Sebanyak 188 Desa dan kelurahan lainnya sifat penularan yang terjadi bersifat sporadis. Sedangkan untuk desa dan kelurahan yang dinyatakan bebas DBD ada 25.
Dan angka bebas jentik 19 Kecamatan di Tulungagung, hanya tiga yang memenuhi target nasional. Selain itu, tiga Kecamatan yang tinggi kasus DBD yaitu Kecamatan Ngantru, Campurdarat dant Ngantru.