Peristiwa

Pengadaan Masker di DLH Jombang Diduga Dimainkan

JOMBANG, FaktualNews.co-Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang diduga melakukan pembelian puluhan ribu masker kain untuk pasukan kuning dan staf DLH, dengan harga di atas harga pasar.

Informasi di lapangan, harga yang dipatok setiap masker adalah Rp 8000. Harga ini jauh di atas harga pasar yang rata-rata untuk masker berbahan kain di kisaran Rp 2000-3000 per lembar masker.

Praptiwi, salah satu staf Dinas Lingkungan Hidup Jombang yang ditemui FaktualNews.co di kantornya menjelaskan, untuk penentuan harga adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Dinkes Jombang.

“Kalau masalah itu, memang harganya Rp 8000. Karena anggaran kami digeser ke Dinkes Jombang, maka itu wewenang PPK,” jelasnya, Sabtu (26/4/2020).

Anggaran ini sendiri bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Tembakau (DBHCT). Total ada Rp 400 Juta untuk pengadaan masker, sarung tangan dan hand sanitizer (HS) di Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Pengadaan ini guna pencegahan penyebaran Covid-19. Direncanakan ribuan masker, sarung tangan hand sanitizer dibagikan ke pasukan kuning sejumlah sektiar 370 orang.

“Maka kita putuskan untuk pasukan kuning, karena rawan. Sementara ini mereka menggunakan masker dan sarung tangan sisa tahun kemarin. Ya pengadaannya sekitar 36 ribu masker,” tambahnya.

Praptiwi menjelaskan alasan anggaran DLH digeser ke Dinkes Jombang karena pihaknya tidak memiliki kegiatan yang masuk pada pengadaan alat kesehatan.

Sehingga yang bisa melakukan pengadaan secara normatif adalah Dinkes Jombang untuk alat kesehatan.

“Ada di sana semua. Dinkes juga yang membeli dan menentukan beli di mana,” ujarnya.

Dalam masalah ini, Praptiwi menyebutkan, instansinya berada pada posisi menerima saja. Anggaran yang seharusnya untuk kegiatan pembangunan DLH langsung dialihkan ke Dinkes karena Covid-19.

Banyak anggaran yang harus DLH rubah, hal ini menurutnya juga berlaku bagi semua OPD di Jombang, bahkan boleh jadi di Indonesia.

“Barangnya sebagian sudah diantar ke kami, tapi belum kami buka dan bagikan. Karena belum ada serah terima ke kami dari Dinkes Jombang,” ungkap Praptiwi.

Dia menambahkan, terkait usulan pengadaan memang berasal dari DLH. Setelah melihat kebutuhan lapangan maka diajukan sekitar 36 ribu tersebut. Setelah itu, pihaknya tidak ikut lagi dalam pengadaan.

“Sesuai usul pembelian kami, kita cocokkan dengan kebutuhan orang di lapangan dan pasukan kuning. Total 36 ribu lembar. HarganyaRp 8 ribu per lembar, belum termasuk PPN,” katanya.

Anehnya, Kepala Bidang Pelayanan dan Sumberdaya Kesehatan Dinkes Jombang, Azhari mengaku belum mengetahui pengadaan alat kesehatan dari DLH Jombang.

“Saya belum menerima pengadaan masker dan apapun. Belum menerima uang juga. Kalau masalah itu mungkin bisa ditanyakan ke bidang perencanaan,” tandasnya.