Bahan Langka, Masakan ‘Kutuk Waung’ Khas Wotgalih Lumajang Terancam Tinggal Cerita
LUMAJANG, FaktualNews.co-Masakan ‘kutuk waung’ khas daerah Wotgalih Kabupaten Lumajang Jawa Timur kini mulai sulit ditemukan.
Penyebabnya, bahan baku berupa ikan kutuk (ikan gabus) dan tanaman kayu waung, mulai sulit diperoleh.
Kondisi ini menjadi ancaman bagi kelangsungan atau kelestarian masakan khas kutuk waung.
Ali Ridho salah satu tokoh masyarakat Wotgalih mengatakan ikan gabus dan kayu waung sulit diperoleh saat ini. Guna mengatasi ini, menurutnya, harus ada kepedulian pemerintah, mulai tingkat, kecamatan samai pemerintah kabupaten.
Padahal, kuliner khas ini dapat menjadi suguhan pengunjung wisata pantai yang pada hari-hari besar dan Minggu, ramai pengunjung.
Tentu saja saat situasi normal, bukan saat pandemi Covid-19 seperti saat ini.
“Kutuk waung ini merupakan masakan Jawa, masakan ini sebenarnya masakan kuno, masakan orang desa, masakan itu sendiri enak dan menyehatkan,” kata Ali Ridho saat mancing ikan gabus di daerahnya, Minggu (26/04).
Ali menyayangkan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) maupun pemerintah desa belum melirik potensi wisata kuliner ini. Jika ketidakpedulian ini berkelanjutan, tidak mustahil masakan warisan leluhur tinggal cerita.
Dikatakan, sebenarnya, bila Pemerintah Desa Wotgalih tanggap akan peluang daerahnya, selain hamparan pantai yang saat normal ramai dikunjungi warga, masakan kuliner khas kutuk waung akan mampu meningkatkan ekonomi warga.
“Orang yang tahu memasak ini, semestinya dijadikan guru untuk diwariskan kepada pemuda pemudi guna melestarikan kuliner kutuk waung ini,” pinta Ali. Ini semua untuk mempertahankan masakan khas daerahnya.
Kepada Dinas Pariwisata setempat, Ali meminta proaktif untuk menggali potensi wisata kuliner daerah, baik lingkup kecamatan ataupun desa.
Sehingga dapat dijadikan daya tarik wisatawan. Salah satu caranya dapat membantu dengan pemberian bibit ikan gabus atau cara budidayanya.