FaktualNews.co

Covid-19, Swab Pertama Negatif, Seorang Pengasuh Ponpes di Jombang Wafat

Peristiwa     Dibaca : 1305 kali Penulis:
Covid-19, Swab Pertama Negatif, Seorang Pengasuh Ponpes di Jombang Wafat
FaktualNews.co/syarif/
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum KH Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans).

JOMBANG, FaktualNews.co – Pondok Pesantren Darul Ulum, Rejoso, Jombang, berduka. Pasalnya, KH Mahfudz Harim, salah satu Pengasuh Pondok Pesantren terkenal tersebut, Sabtu (2/5/2020) sekitar pukul 10.00 WIB, wafat di RSUD Jombang.

Menurut Gus Yusuf, menantu almarhum KH Mahfudz Harim, ayah mertuanya wafat karena punya riwayat sakit paru-paru yang cukup lama.

Demikian itu meluruskan informasi yang mengatakan KH Mahfudz wafat karena positif Covid 19. “Hal ini yang memicu ramai perbincangan bahwa yang bersangkutan positif Covid 19,”ujarnya.

Memang, KH Mahfud sempat masuk rumah sakit sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan dirawat di RSUD Jombang selama beberapa hari.

“Kita luruskan. Setelah dilakukan Swab Test pertama hasilnya negatif. Hasil tes Swab yang kedua keluar nanti sore pukul 15.00 WIB. Kalau negatif maka negatif. Jadi tidak karena Corona, tapi di paru-parunya ada penumpukan cairan,” jelasnya kepada FaktualNews.co saat ditemui di rumah duka, Sabtu (2/5/2020).

KH Mahfudz wafat di usia 80 tahun lebih 17 hari. Ia meninggalkan lima orang putra dan delapan orang cucu. “Kiai Mahfudz keturunan dari Kiai Kholil, cucunya,” tambahnya.

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum lain, KH Zahrul Azhar Asumta menjelaskan jenazah Kiai Mahfudz sesuai rencana akan dimakamkan di komplek makam keluarga Pesantren Darul Ulum.

“Saya sampaikan kepada keluarga almarhum apapun hasilnya sebaiknya tetap dimakamkan di makam keluarga,” katanya.

Menurut alumni Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada ini pemakaman KH Mahfudz menunggu hasil Swab Test kedua keluar.

“Sekarang masih menunggu petunjuk pihak RSUD tentang protokol pemakamannya,” ujarnya

Lebih lanjut, tokoh agama yang biasa disapa Gus Hans ini menjelaskan tujuan dari menunggu instruksi tim dokter karena misi mengedukasi kepada masyarakat.

Prinsip umumnya siapapun tidak boleh menolak jenazah dalam kondisi apapun. Ia mencontohkan Nabi Muhammad SAW yang berdiri untuk menghormati jenazah yang lewat di sekitarnya.

Padahal itu jenazah orang Yahudi. Sahabat nabi menyampaikan hal itu kepada nabi. Tapi Nabi Muhammad SAW menjawab bahwa meskipun beda agama, tapi ia juga manusia.

“Makanya saya sedih ketika ada berita tentang segelintir orang yang menolak jasad Covid 19. Jangan sampai para penderita positif Covid yang dalam perawatan justru lemah imunnya dikarenakan oleh sikap masyarakat yang berlebihan seperti ini,” tandas Gus Hans.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin