10 Hari PSBB Surabaya Raya, Kasus Positif Corona Tetap Meningkat
SURABAYA, FaktualNews.co – Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya, Sidoarjo dan Gresik sudah berjalan selama 10 hari ini. Kendati demikian, kasus positif corona di ketiga wilayah tersebut masih saja meningkat tajam.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi, menegaskan perlu adanya upaya ekstra tinggi dalam mengatasi peningkatan ini, terutama di Kota Surabaya.
“Surabaya naiknya tinggi, upayanya harus jauh lebih tinggi dari Gresik dan Sidoarjo. Jadi mohon maaf, ini kajian dari sisi ilmiah, enggak ada kaitannya dengan sisi politis,” tegas Joni, Kamis (7/5/2020) malam.
Sebelum PSBB diberlakukan sejak tanggal 20 hingga 27 April, dijelaskan Joni, kasus positif corona di Surabaya tercatat sebanyak 74 kasus. Sementara selama pelaksanaan PSBB dari tanggal 28 April hingga 7 Mei, kasus positif corona di Surabaya mengalami kenaikan menjadi sebanyak 218 kasus.
Peningkatan juga terjadi di Kabupaten Gresik. Pada rentang waktu yang sama disebutkan, kasus positif corona bertambah 2 orang, namun saat PSBB justru meningkat menjadi 11 orang.
Di Sidoarjo pun ada peningkatan, kata Joni, sebelum PSBB kasus positif corona terdapat penambahan 24 kasus. Sedangkan setelah dijalankan PSBB malah naik menjadi 72 kasus.
Bukan hanya pada kasus positif corona saja, menurut Joni, kasus kematian akibat virus yang belum ditemukan vaksinnya ini juga mengalami peningkatan ekstrim. Yakni, 78 orang di Surabaya, 16 orang di Sidoarjo dan 6 orang di Gresik.
“Kematian memang ekstrim, di Surabaya naiknya paling tinggi, diikuti Sidoarjo dan Gresik. Kematian sama-sama naik,” lanjutnya.
Jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Surabaya juga terus bertambah. Sampai saat ini tercatat ada 1.461 orang PDP, di Sidoarjo sebanyak 214 PDP dan di Gresik 158 PDP.
Kemudian Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Surabaya juga naik menjadi 2.881 orang. Sebaliknya, di Sidoarjo dan Gresik untuk kasus ODP cenderung menurun, yaitu 832 orang di Sidoarjo dan 1.335 orang di Gresik.
“Untuk Gresik dan Sidoarjo cenderung turun, berarti kegiatan pemantauannya bagus sehingga menghasilkan ODP yang turun,” tutupnya.