Peristiwa

Peringatan 100 Hari Gus Solah, Khofifah: Saya Anak Ideologisnya

JOMBANG, FaktualNews.co – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mengatakan punya panggilan khusus dari almarhum Pengasuh Pondok Pesantren KH Salahuddin Wahid (Gus Solah).

Hal ini diungkapkannya saat peringatan 100 wafatnya Gus Solah lewat live streaming dari Kantor Gubenur Jawa Timur di Surabaya.

“Saya sering dipanggil nak Khofifah, nak Khofifah. Baik lewat telpon, WhatsApp maupun langsung. Saya anak ideologisnya Gus Solah,” katanya, Senin (11/5/2020) malam.

Menurut Khofifah, Gus Solah sering menasehatinya sebelum jadi gubenur maupun setelah jadi gubenur.

Bahkan sebelum wafat, Gus Solah sempat memanggilnya ke rumah sakit lewat handphone. Bahkan saat tiba di parkiran, Gus Solah langsung memerintah putranya Gus Billy untuk menyambut Khofifah.

“Gus Solah tidak suka mengeluh, saya ini lebih tepatnya adalah santri Gus Solah. Saya ingin mengumpulkan dawuh-dawuhnya kepada saya satu saat nanti,” tambahnya.

Khofifah mengatakan diantara beberapa nasehat Gus Solah kepadanya adalah untuk tetap bersikap moderat, keseimbangan dan adil.

Nasehat tersebut disampaikan Gus Solah tak lama setelah Khofifah dilantik menjadi Gubenur Jawa Timur. Bahkan nasehat ini lebih dari tiga kali diulang kepada Khofifah.

“Tolong nak Khofifah saat menjabat menerapkan sikap Tawasut (moderan), Tawazun (keseimbangan), tidak terlalu ke kanan dan tidak terlalu kekiri dan Aladalah (adil),” tambahnya.

Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama ini menambahkan dari begitu banyak dawuhnya Gus Solah ada titik temunya yaitu persatuan umat Islam dan anak bangsa.

“Pesannya beliau pekerjaan rumah kita sebagai komunitas NU, anak bangsa, bagian umat kemanusia yaitu menjaga persatuan. Saya dipanggil langsung saat beliau sakit. Kebaikan untuk kemaslahatan umat,” ungkapnya.

Ikut serta memberikan testimoni yaitu Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat KH Cholil Nafis yang mengatakan dirinya punya begitu banyak pengalaman khusus bahkan termasuk privasi.

“Saat saya mau menikah, saya minta bantuan ke Gus Solah untuk mendampingi tanpa berpikir panjang langsung berkenan,” ceritanya.

Gus Solah juga sering menghubungi Kiai Cholil secara pribadi menanyakan perkembangan dakwah dan pesantren yang dirintis Kiai Cholil.

Tanpa canggung pun, Gus Solah sering mengajak Kiai Cholil diskusi tentang berbagai hal. Bahkan sejak saat Kiai Cholil masih aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jakarta.

“Gus Solah itu tidak hanya menanyakan kabar pesantren tapi langsung kasih bantuan untuk pembangunan. Ini uswatun hasanah yang nyata,” tutupnya.