Bupati: Kasus Covid-19 di Trenggalek Tidak Ada Transmisi Lokal, Semua dari Luar Wilayah
TRENGGALEK, FaktualNews.co – Bupati Trenggalek, mengumumkan sampai saat ini di Kabupaten Trenggalek ada lima kasus terkonfirmasi positif Covid-19. Kendati demikian, dari lima pasien satu diantaranya telah dinyatakan sembuh.
Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin memaparkan, berdasarkan penelusuran riwayat terhadap kasus terkonfirmasi positif serta tracing terhadap orang yang kontak erat dari seluruh pasien, belum ditemukan adanya kasus Covid-19 yang berasal dari tranmisi lokal atau disebut dalam daerah.
“Belajar dari semua kasus positif yang terjadi, pada dasarnya belum ada klaster penularan lokal atau dari dalam daerah,” ungkapnya. Sabtu (16/5/2020).
Hingga saat ini, lanjut Arifin, tidak ada riwayat dari penularan lokal. Pihaknya memastikan jika kasus positif Covid-19 yang ada selama ini berasal dari luar daerah maupun luar negeri.
Seperti contoh kasus positif yang menimpa pasien 05 yang memiliki riwayat perjalanan dari Surabaya. Meski pasien tersebut sudah pernah melakukan rapid test dan hasilnya non reaktif. Namun begitu di lakukan swab test hasilnya dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.
“Dengan adanya semua kasus yang ada ini, harus menjadi pelajaran bagi kita semua. Makanya kami minta agar mudik di tunda dulu, demi keselamatan bersama,” tuturnya.
Disampaikan Arifin, jangan mudik dan jangan meremehkan perjalanan dari daerah satu kedaerah lain. Apalagi khususnya daerah dengan peningkatan kasus yang tinggi, bahkan yang saat ini daerah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dari kejadian itu, Pemerintah Daerah mengajak seluruh masyarakat mulai dari RT/RW, Desa hingga Kabupaten untuk melaksanakan gotong-royong berskala besar dengan melaksanakan penjagaan wilayah.
“Penjagaan wilayah ini dan dilaksanakan sampai ketingkat RT/RW, demi memastikan semua pendatang harus disiplin melaksanakan isolasi mandiri dirumah,” terangnya.
Semua pendatang, masih kata Arifin, harus termonitor dan semua orang diwajibkan memakai masker dan jaga jarak sesuai protokol kesehatan.
“Lakukan siskamling dengan rutin. Serta melakukan penyekatan dan menghalau orang yang tidak dikenal,” pintanya.
Ditambahkan Arifin, lakukan penyekatan dan penghalauan kepada orang yang tidak dikenal, khususnya pada masa memasuki hari raya Idul Fitri hingga hari raya Ketupat. Karena bisa menjadi resiko dengan berkumpulnya orang dan mengakibatkan penyebaran penyakit.
Dengan gotong-royong skala besar ini guna mengatasi resiko penyebaran penyakit, dampak sosial-ekonomi, serta keamanan melalui sedekah informasi. Berikan informasi jika ada pendatang yang kluyuran, infokan jika ada bansos belum tepat sasaran, mulai dari RT, Desa hingga Kabupaten.
“Jadilah relawan-relawan desa tangguh, guna menjaga setiap perbatasan desa, agar para pendatang terus dipantau dan mendisiplinkan mereka,” pungkas Arifin.
