Perumahan Tanjungsari Jadi Kampung Tangguh Covid-19 Pertama di Kota Blitar
BLITAR, FaktualNews.co – Pemerintah Kota Blitar bersama Polres Blitar Kota meresmikan Kampung Tangguh di perumahan Tanjungsari Regency Kelurahan Tanjungsari, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar.
Peresmian Kapung Tangguh itu dimaksudkan untuk mendorong relawan untuk membentuk kampung tangguh covid-19 di masing-masing wilayah.
Kampung tangguh ini merupakan cara mencegah penyebaran virus corona dari tingkat kelurahan.
Walikota Blitar Santoso mengatakan pembentukan kampung tanguh ini merupakan tindak lanjuti arahan Gubenur Jatim, Kapolda Jatim dan Pangdam Brawijaya dalam upaya mencegah penyebaran virus Corona.
“Jadi kampung tangguh ini bekerja mulai relawan, Perangkat Kelurahan dan di tingkat kecamatan.Sedangkan pengawasan pendatang.Relawan yang jaga melakukan pendataan dan pengecekan dengan tremo gun,” kata Walikota Blitar Santoso, Rabu (26/5/2020).
Lebih lanjut Santoso menambahkan, untuk sementara ada empat Kampung Tangguh di tiga kecamatan di Kota Blitar. Empat Kampung Tangguh itu, dua di Kecamatan Sukorejo, satu di Kecamatan Kepanjenkidul, dan satu di Kecamatan Sukorejo. Rencananya, tiap kelurahan harus memiliki Kampung Tangguh pencegahan Covid-19.
“Harapannya, dengan Kampung Tangguh ini, masyarakat sudah akrab dengan Covid-19. Masyarakat tidak terlalu ketakutan saat ada kasus Covid-19 di lingkungannya. Sehingga masyarakat siap menghadapi new normal di tengah pandemi Covid-19” ujarnya.
Sementara Kapolres Blitar Kota, AKBP Leonard M Sinambela mengatakan Kampung Tangguh ini merupakan strategi pencegahan Covid-19. Kampung Tangguh, yakni, satu kawasan tertentu dalam kelurahan, desa, maupun lingkungan RT/RW memiliki tiga pilar ketangguhan.
“Masyarakat paham soal karantina, paham dengan penanganan orang sakit, dan penanganan orang meninggal baik karena Covid-19 maupun tidak,” jelasnya
Sedang tangguh di bidang ekonomi kaitannya dengan ketersediaan pangan. Kampung Tangguh harus memiliki lumbung pangan. Masyarakat yang mampu memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu atau terdampak pandemi Covid-19. Bantuan itu dikumpulkan dalam lumbung pangan yang dikelola oleh petugas.
“Terlihat di wilayah Kota Blitar mayarakat sudah punya kearifan lokal, yaitu, jimpitan. Jimpitan ini bisa berupa uang maupun beras. Hasil jimpitan dikumpulkan untuk kepentingan lingkungan,” ungkapnya
Masyarakat harus tangguh di bidang sosial. Menurutnya, tangguh di bidang sosial ini termasuk di dalamnya soal keamanan lingkungan dan gotong royong. Tamu yang keluar masuk lingkungan harus didata dan akitivitas sosial dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
“Sekarang konsen kami mengangkat peran serta masyarakat ikut menyelesaikan persoalan Covid-19 di lingkungan. Masyarakat punya ketangguhan ketahanan untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan. Harapannya dengan pola seperti ini bisa menekan penyebaran Covid-19,” katanya. (*)