Peristiwa

Tangkal Covid-19, Pasar Peterongan Jombang Ditutup Pedagang Tahu dari Medsos

JOMBANG, FaktualNews.co – Penutupan pasar Peterongan yang dilakukan Pemkab Jombang, menyisakan masalah. Pasalnya, pedagang mengaku tidak diberi surat edaran resmi terkait penutupan pasar tersebut.

Menurut Wakil Kordinator Paguyuban Pedagang Pasar Peteorongan, Suharyo, pihaknya mengetahui surat resmi penutupan pasar Peterongan lewat medsos (media sosial).

Dalam surat edaran tersebut dijelaskan pasar Peterongan, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang ditutup mulai Kamis (4/6/2020) hingga tiga hari lamanya.

Penutupan ini karena salah satu pedagang di pasar tersebut dinyatakan positif Covid 19.

“Saya tahunya dari Facebook masalah surat edarannya. Ada pemberitahuan ke koordinator. Sebagian dishare lewat whatshapp,” katanya, Rabu (3/6/2020).

Menurutnya, selama penutupan pasar Peterongan, ia dan rekan-rekannya akan menganggur. Karena selama ini keluarganya bergantung pada hasil penjualan barang dagangan di pasar.

“Selama tiga hari tutup maka nganggur. Selama Covid 19 ada teman saya yang mengalami penurunan dan sebagian biasa,” tambahnya.

Ditemui terpisah, Santi, salah satu pedagang pasar Peterongan mengaku pasrah atas kebijakan pemerintah. Ia tak bisa banyak berbuat karena demi kepentingan bersama.

Ia mengetahui penutupan pasar dari informasi rekan-rekan sesama pedagang dan sosialisasi dari Satpol PP, TNI dan Polri. Karena belum ada banner atau woro-woro tertulis terkait penutupan pasar Peterongan di area pasar.

“Ikut saja, surat edaran belum ada. Tadi pagi ada Polisi, Satpol PP, TNI yang sosialisasi,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Kordinator Pencegahan Gugus Tugas Covid 19 Jombang Agus Purnomo menjelaskan masalah penutupan pasar dan segala halnya akan diatasi dinas terkait.

“Kita sudah bagi tugas, silakan hubungi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jombang masalah pasar Peterongan,” ujarnya.

Dalam keterangan Agus, penutupan ini agar tidak klaster baru Covid 19 di Kabupaten Jombang. Terutama di daerah pasar-pasar.

Selama pasar ditutup, pemerintah akan melakukan penyemprotan disinfektan dan menata lapak para pedagang.

“Kita tutup tiga hari, kita semprotkan disinfektan, harapannya tidak ada lagi penyebaran. Kita libatkan Satpol PP, Polri dan TNI,” ungkapnya.

Ditanyai terkait sanksi bagi pedagang yang nekat berjualan, Agus tidak menjawab secara spesifik. Ia beralasan bahwa semua pedagang akan tunduk dan mau diajak kerjasama untuk tidak berjualan.

“Insya Allah tidak ada pedagang yang melanggar, demi kebaikan bersama dengan kesadaran dan kedisiplinan para pedagang maka tidak ada sanksi,” tutup Agus. (Solid, Beny dan Slamet)