BANYUWANGI, FaktualNews.co – Mak Pon berpulang pada Senin (8/6/2020) pagi. Legenda Gandrung bernama lengkap Poniti itu meninggal setelah menjalani perawatan di RSUD Blambangan akibat gangguan saluran pernafasan dan pembengkakan bagian tenggorokan.
Operasi pada tenggorakan perempuan berusia 69 tahun itu kabarnya baru dilakukan dua hari sebelumnya.
Mak Pon sudah melahirkan banyak album lagu-lagu Osing dengan ciri khas suara tembang gandrung. Dia memulai debutnya di dunia rekaman lagu-lagu Gandrung pada tahun 1970, di masa Banyuwangi dipimpin oleh Bupati Joko Supaat.
Mulai belajar Gandrung sejak usia delapan tahun, dia pernah mengalami masa ‘duka’ dimana kesenian Gandrung dilarang sekitar tahun 1965.
Dia menjadi rujukan para pembelajar tari gandrung di Banyuwangi. Ketegasan dan kerigitannya dalam mengajarkan tarian, justru menjadi magnet bagi para penari pemula. Bahkan, hingga akhir ajalnya, gaya Gandrung Poniti disukai kaum milenial. Semangatnya menjajdi inspirasi kelompok muda.
Sahuni, tokoh seniman di Singojuruh, Banyuwangi yang lama berkawan, bahkan sering kali berpatner dalam pertunjukan, menyebut Poniti sudah seperti saudara sendiri. Dia mengaku sangat terpukul atas kepergia Mak Pon.
“Saya dengan almarhumah itu sudah seperti bagian keluarga, karna dulu sering bersama. Saya ketika ada hajatan, hingga kemarin-kemarin pun setiap beliau ada keluhan sakit, pasti ngomong sama saya. Sekarang beliau sudah tiada,” kata Sahuni yang juga mantan Kepala Desa Singojuruh itu.
Sahuni menyebut Mak Pon adalah guru para penari Gandrung di Banyuwangi. “Dia adalah guru Gandrung Temu dan Gandrung Supinah,” terang Sahuni.
Menurut Sahuni, sejumlah prestasi dan penghargaan didapat Poniti semasa hidupnya. Kepopulerannya di dunia Gandrung mulai dari terob-terob hajatan hingga istana negara.
Adlin Mustika, seniman muda Singojuruh juga mengakui Mak Pon sebagai sosok yang berjiwa muda dan tentu akan selalu dikenang oleh seniman Banyuwangi.
“Meskipun orangnya sudah tua, akan tetapi masih semangat dalam berkesenian. Terbukti saat berada di Tabuhan Soren, begitu semangat untuk berdandan ala gandrung,” ujar Adlin.
Selamat jalan Mak Pon, semoga Allah selalu memberkatimu.