Ekonomi

Meski Sudah Dibuka Sejak 28 Mei, Bus Jember-Bali Masih Sepi Penumpang

JEMBER, FaktualNews.co-Organisasi angkutan darat (Organda) Jember menerima banyak keluhan dari perusahaan otobus (PO) bus di wilayahnya.

Perusahaan otobus mengeluh terus merugi karena sepi penumpang. Berbagai cara dilakukan untuk bertahan agar menutup biaya operasional bus.

Bahkan meskipun jalur ke Bali sudah dibuka sejak 28 Mei 2020. Kondisinya hingga saat ini masih sepi penumpang.

Padahal sejumlah PO Bus yang ada di Jember sudah menerapkan aturan dari Kementerian Perhubungan, dan juga menarik calon penumpang yang akan bepergian lewat cara pemesanan online.

Ketua Organda Jember Sutikno mengakui, hingga hari ini masih sepi penumpang terkait perjalanan keluar kota. Padahal tidak semua trayek yang ada tutup.

“Memang kalau daerah yang bersinggungan dengan kota atau kabupaten yang melakukan PSBB untuk trayek AKDP (antar kota dalam provinsi) bus tidak beroperasi. Baik keberangkatan atau kedatangan. Tapi semisal Jember-Banyuwangi masih bisa kok berangkat,” kata Sutikno, Selasa (9/6/2020).

Namun, lanjut Sutikno, terkait pertimbangan memang dikembalikan ke pengemudi atau PO Bus masing-masing.

“Untuk monitor sendiri semisal ada penumpang (dengan menerapkan aturan protokol kesehatan, bebas untuk mengangkut penumpang menuju kota tujuan. Bahkan untuk Bali yang sejak 28 Mei kemarin sudah dibuka, juga dipersilahkan berangkat,” ujarnya.

Tapi hingga hari ini, katanya, juga masih sepi penumpang. “Sehingga pemasukan pun kecil. Karena penumpang tidak ada,” sambungnya.

Sebagai solusi, kata pria yang juga owner PO Bus Borobudur ini, masing-masing perusahaan otobus dipersilahkan berkreasi agar penumpang berminat.

“Semisal membuka layanan booking secara online ataupun lainnya. Jadi kita bebaskan. Kalau online, tetap menerapkan aturan yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan, yakni protokol kesehatan mengisi penumpang tidak penuh,” ujarnya.

Dengan menerapkan cara protokol kesehatan, yakni dari kursi yang ada dalam bus hanya diisi 50 persen saja.

“Semisal untuk bus kapasitas 60 kursi, hanya diisi 30 kursi, agar tetap melakukan Physical Distancing. Selain itu, untuk bus yang berangkat hanya kelas eksekutif dan VIP, harganya pun untuk VIP Rp 250 ribu per penumpang, dan eksekutif Rp 350 ribu. Jadi memberikan kenyamanan dan AC,” jelasnya.

Akan tetapi diakui oleh Sutikno, berbagai cara itu juga belum mendongkrak minat penumpang naik bus.

“Terkait booking kursi untuk berangkat ini, kan ada yang menerapkan sejak tiga hari lalu, tapi tetap sama saja hingga hari ini masih sepi penumpang. Ini sangat memperihatinkan,” ungkapnya.

Sehingga pihaknya dan sejumlah perusahaan otobus yang ada di Jember masih mencari solusi yang tepat.

“Ya agar operasional bus ini tidak mati begitu saja, karena bagaimanapun kan kita butuh pemasukan,” tandasnya.