FaktualNews.co

Pembagian BST di Blitar Ricuh, Lurah Dihujat dan Dituntut Mundur

Peristiwa     Dibaca : 1011 kali Penulis:
Pembagian BST di Blitar Ricuh, Lurah Dihujat dan Dituntut Mundur
Faktualnews.co/dwi haryadi
Lurah Tawangsari, Kecamatan Garum Kabupaten Blitar, Mujito, saat bersitegang dengan warga saat pembagian BST.

BLITAR, FaktualNews.co-Pembagian Bantuan Sosial Tunai (BST) di Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Garum Kabupaten Blitar diwarnai kericuhan, Selasa (9/6/2020).

Lurah setempat sempat dimaki-maki warga karena dianggap tidak adil dalam penyaluran BST tersebut.

Deni Saputra, perwakilan warga mengaku, pembagian BST ini tidak adil. Pasalnya yang mendapatkan bantuan rata-rata orang mampu.

“Kami sebagai warga Tawangsari yang terdampak Covid-19 malah dibiarkan, tidak menerima bantuan,” sergah Deni Saputra.

Selain tidak adil, menurut Deni Saputra, lurah Tawangsari dinilai tidak trasparan dalam pembagian BST, termasuk ketika melakukan pendataan.

“Kami warga Tawangsari menuntut agar lurah Tawangsari Kecamatan Garum mundur!,” kata Deni.

Deni menganggap lurah Tawangsari tidak becus dalam pendistribusian bansos dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk warga yang terdampak wabah virus corona ini.

“Yang kami ketahui saja, sekitar 260 warga mendapatkan dana bansos sebesar Rp 600 ribu. Warga menilai 260 orang tersebut 60 puluh orang lainya sudah meninggal dan pindah domisili. Jika seperti ini apakah lurah tersebut bisa dianggap jujur,” tegasnya.

Lurah Tawangsari, Mujito, berkilah, data penerima BST tersebut sudah dari Kemensos. Pihak kelurahan hanya melakukan penyaluran yang langsung diberikan kepada penerima BST tersebut.

“Kami tidak mendata, kami hanya memfalitasi pihak pos untuk menyerahkan bantuan tersebut, sedangan perwakilan warga menuntut warga lainya diberikan bantuan. Semua kami usahakan, tapi yang menentukan kemensos,” kilah Mujito.

Warga menuntut pihak kelurahan lebih selektif dan transparan dalam mendata masyarakat terdampak pandemi corona. Selain itu warga juga menuntut penerima BST benar benar layak. Supaya bantuan tidak menjadi polemik seperti saat ini.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah