PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Anggaran penanganan Covid-19 di Kota Probolinggo sebesar Rp 129 Miliar. Anggaran tersebut merupakan 35 persen dari total belanja barang dan jasa. Rp 78 Miliar lebih merupakan Belanja Tak Terduga (BTT), sedang sisanya Rp 51 Miliar belanja rutin yang ada di Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Hal tersebut diungkap Kepala Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah (DPPKAD) Heri Astuti, saat rapat dengan Pansus Covid-19. Acara yang juga menghadirkan Sekda Kota, drg Ninik itu berlangsung di gedung Puri Menggala Bhakti, kantor Wali Kota, Rabu (10/6/2020) pukul 10.00 WIB.
Disebutkan dana BTT yang Rp 78 Miliar lebih, yang dipakai dana penanganan Covid-19 sebanyak Rp 77,55 Miliar. Anggaran yang tersebar di sejumlah OPD tersebut dialokasikan penanganan kesehatan sebanyak Rp 19,79 Miliar. Untuk dampak ekonomi Rp 5,4 Miliar dan Jaring Pengaman Sosial Rp 52,3 Miliar.
“Yang sudah direalisasikan sebagian, kesehatan dan jarring pengaman (Bansos),” ujarnya.
Sedang untuk dampak ekonomi, menurut Heri, belum direalisasi. Dana untuk stimulus Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) itu masih dalam persiapan. Dikatakan, anggaran untuk penanganan kesehatan Covid-19 yang sudah direalisasikan Rp 2,6 Miliar. Sementara untuk Jaring Pengaman Sosial atau Bantuan Sosial yang sudah direalisasikan sebesar Rp 6,1 Miliar.
Untuk anggaran BTT Rp 129 Miliar setelah dikurangi Rp 78 Miliar, ada sisa Rp 51 Miliar. Dana itu juga tersebar di sejumlah OPD, termasuk ada di RSUD dr Muhammad Saleh dan Rp 18 Miliar untuk Kelurahan. “Semuanya untuk penanganan Covid-19,” jelas Heri Astutik.
Tak hanya itu, Pemkot juga mendapat Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah pusat sebesar Rp 33 juta. Di antaranya dialokasikan untuk gaji ASN dan honor PTT Rp 28 Miliar. Sisanya Rp 5 Miliar Penerangan Jalan Umum (PJU) dan listrik kantor OPD dan belanja rutin terkait covid 19.
“Belanja listrik yang ada di OPD saja Rp 1,8 miliar. Kalau kantor kami di keuangan untuk belanja Covid-19 Rp 34 Juta,” pungkasnya.
Saat rapat dengar pendapat, Sekda Kota drg Ninik mengungkap, rencananya bantuan sosial yang awalnya hanya 3 bulan akan diperpanjang hingga Desember. Ia juga menyebut, jumlah warga yang terkonfirmasi virus Corona 23 orang dan yang belum sembuh hanya 2 pasien. 29 pasien sembuh. Kemarin sore ada tambahan 2 pasien. Satu pasien dirawat di sini dan seorang pasien dirawat di Surabaya.
Sementara itu, Ketua Pansus Covid-19, Mukhlas Kurniawan mengatakan, pertemuannya dengan DPPKA dan Sekda Kota untuk mengetahui APBD. Selain itu, untuk mengetahui sampai sejauhmana penanganan Covid-19, termasuk penyaluran dampak ekonomi dan bantuan sosial.
“Tadi diinformasikan Bansos yang awalnya 3 bulan, Mei, Juni dan Juli ditambah atau diperpanjang sampai Desember. Anggaran katanya sudah ada,” ujarnya singkat.