FaktualNews.co

Pandemi Covid-19, Akademisi: Kualitas Pemimpin Jombang Diuji

Peristiwa     Dibaca : 827 kali Penulis:
Pandemi Covid-19, Akademisi: Kualitas Pemimpin Jombang Diuji
FaktualNews.co/syarif/
Anam saat ditemui di kantornya Undar Jombang.

JOMBANG, FaktualNews.co – Kesinggapan pemimpin suatu daerah dalam menangani Covid 19 menjadi pertaruhan dalam menjaga kepercayaan masyarakat.

Hal ini diungkapkan dosen Fakultas Sospol Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang Khairul Anam.

Dalam pandangan Anam, beberapa masyarakat Jombang saat ini mulai gerah dengan kebijakan pemerintah yang tumpang tindih dan rancu. Seperti penutupan masjid dan sekolah tapi mall masih diizinkan untuk beroperasi.

“Akan bertambah orang tidak percaya pada pemimpin, karena kebijakannya banyak tidak jelas. Di Jombang, bisa jadi golput akan naik jika penanganan Covid 19 tidak beres. Masyarakat mulai meragukan pemerintah,” katanya, Jumat (12/6/2020).

Pemerintah Kabupaten Jombang, menggelontorkan dana yang cukup fantastis dalam penanggulangan Covid 19. Dengan APBD Jombang sekitar Rp 2,7 triliun, anggaran penanggulangan pandemi Covid-19 di Kabupaten Jombang disiapkan Rp 140.420.920.357.

Data per Kamis (11/6/2020) secara kumulatif, warga Jombang positif Covid-19 sebanyak 114 orang. Jumlah ini akan terus bertambah mengingat masyarakat mulai menerapkan new normal.

Dalam hitungannya, sebenarnya new normal diterapkan atau tidak secara otomatis akan berjalan kembali normal. Bahkan di launching atau tidak, tetap saja berjalan.

“Kualitas pemimpin akan teruji. Saat ini msyarakat banyak yang lapar dan mulai lupa pada pemimpin. Bagi akademisi yang fokus politik, kehebatan dan kelemahan serta kualitas pemimpin kita akan diuji oleh Covid 19,” ujarnya.

Alumni jurusan Ilmu Pemerintahan Undar ini menjabarkan, kebijakan Pemerintah di Jombang ia rasa belum tepat, tidak tertata dengan baik dan kurang terencana.

Beberapa kantor pemerintah tidak ada kewajiban memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak. Menurutnya, ini disebabkan gagalnya pemerintah dalam perencanaan. Menurutnya, yang direncanakan saja tidak jalan, apalagi yang tidak dimatangkan secara tepat.

“Tapi nanti masa kampanye bisa berubah, masyarakat percaya lagi, karena pengaruh uang. Saran saya, pemimpin perlu melakukan edukasi Covid-19 dan memperbaiki komunikasi ke masyarakat. Biar tidak gagal paham lagi,” tandasnya.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin