Eksotika Danau Hijau pada Bekas Tambang Galian Batu di Jember
JEMBER, FaktualNews.co-Sebuah danau berwarna hijau berada di bekas tambang galian batu piring Dusun Karang Paiton, Desa Gumuksari, Kecamatan Kalisat.
Danau di bekas tambang seluas kurang lebih setengah hektare itu, berada tidak jauh dari Stasiun Kotok itu.
Menurut masyarakat sekitar, danau memiliki luas 140 meter persegi dengan kedalaman sekitar 4 meteran.
Terbentuk dan menampung air hujan sejak 5 tahun yang lalu. Karena kegiatan pertambangan di lokasi tersebut ditinggal begitu saja oleh pengelolanya.
Keberadaan danau tersebut, kata salah seorang warga, Wage Siswanto, mulai viral dan dikenal, setelah banyak remaja memviralkannya di media sosial.
Karena sangat menarik untuk menjadi tempat wisata alam, dan tempat berswafoto.
“Disebut danau hijau itu, karena kalau dilihat airnya seperti berwarna hijau. Eksotik juga kalau dilihat. Terbentuknya danau ini, karena dulunya bekas galian tambang batu piring. Tapi sekitar 5 tahunan lalu, dan sekarang jadi danau ini,” kata Wage, Minggu (14/6/2020) sore.
Wage menjelaskan, sejak kondisi tambang dibiarkan begitu saja. Maka lokasi tambang itu selama kurun waktu 5 tahunan menampung air hujan.
“Terbentuklah danau itu, sebagian besar dari air hujan. Selain itu di dekat sini juga ada sumber mata air dari gumuk yang air mengalir ke danau itu. Kalau kemarau airnya lebih sedikit. Kalau hujan volume air bertambah, kedalaman juga bertambah,” ulasnya.
Keberadaan danau hijau itu pun, kata pria yang juga mantan Ketua BPD setempat ini, pernah dimanfaatkan warga untuk kolam pemancingan.
“Dulu diberi bibit lele, buat mancing. Tapi gak tahu lagi sekarang, kayaknya sudah lama tidak ada yang mancing. Terus sekarang dipakai lokasi selfie (swafoto, red) oleh anak-anak muda itu, jadi mulai dikenal,” ungkapnya.
Apakah dimanfaatkan untuk berenang? “Kalau untuk pemandian atau renang, tidak ada yang berani. Karena airnya tidak mengalir, hanya menampung saja. Apalagi warnanya hijau, takut gatal-gatal,” katanya.
Luasnya sendiri kurang lebih 70×70 meter persegi, dan ke dalamannya tergantung hujan. Kalau kemarau lebih sedikit. “Kalau musim penghujan lebih luas lagi danaunya,” jelasnya.
Keberadaan Danau Hijau mulai dikenal masyarakat, setelah sebelumnya banyak yang menginformasikannya menjadi lokasi swafoto oleh para muda mudi Jember di media sosial.
Seperti disampaikan, pemuda berumur 16 tahun Ahmad Hari Anggara. Dirinya pertama kali mengetahui keberadaan Danau Hijau sekitar setahun lalu.
“Saat itu pulang sekolah, atau hari Minggu seperti sekarang ini, saya dan teman-teman main-main ke sini. Sekadar mencari hiburan melihat alamnya, atau selfie gitu,” kata Angga.
Pemuda asal Kecamatan Kalisat ini mengatakan, kebetulan situasi Covid-19 saat ini dan sekolah diliburkan, membuatnya jenuh di rumah.
Sehingga dirinya bersama 3 orang temannya yang lain berkunjung ke lokasi Danau Hijau itu.
“Saya kan dari Kalisat, dekat dengan danau ini. Jadi main-main ke sini. Juga mencari hiburan. Bosan di rumah terus. Paling enak sore ke sini, tidak panas, dan suasananya adem,” imbuhnya.