FaktualNews.co

Terdampak Covid-19, Omzet Nasi Kolhu Kuliner Khas Situbondo Anjlok

Kuliner     Dibaca : 1418 kali Penulis:
Terdampak Covid-19, Omzet Nasi Kolhu Kuliner Khas Situbondo Anjlok
Faktualnews.co/fatur
Nenek Nima, dibantu cucunya sedang melayani pembeli.

SITUBONDO,FaktualNews.co-Pandemi virus corona (Covid-19) memberikan dampak luas kepada masyarakat, termasuk kepada pedagang kuliner khas Situbondo. Yakni pedagang nasi kolhu di Desa Balung, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo.

Sejak Kabupaten Situbondo ditetapkan sebagai zona merah Covid-19 di Jawa Timur, penjualan nasi kolhu, yakni campuran nasi dengan parutan kelapa dan ote-ote, ditambah sambel garam cabai itu turun hingga 50 persen.

Nenek Nima (80), penjual nasi kolhu asal Desa Balung, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 melanda, setiap hari menghabiskan berat seberat 40 kilogram.

”Namun, sejak pandemi Covid-19, omzet penjualan turun drastis hingga 50 persen. Kini setiap hari hanya menghabiskan beras seberat 20 kilogram saja. Padahal, sebelum pandemi Covid-19, setiap hari menghabiskan beras seberat 40 kilogram,” ujar nenek Nima, saat ditemui di warungnya, Senin (15/6/2020) .

Menurutnya, nasi Kolhu merupakan kuliner khas di Kecamatan Kendit sejak lama. Nama Kolhu sendiri singkatan dari sekkol dan tahu.

Sekkol adalah parutan kelapa yang diolah jadi lauk. Sedangkan tahu disajikan dengan digoreng biasa. ”Nasi kolhu adanya hanya di Kendit saja. Sedangkan di kecamatan lain tidak ada nasi kolhu,” bebernya.

Hafit cucu nenek Nima mengatakan, sejak 70-an neneknya sudah berjualan nasi kolhu di daerah sini. Cuma bedanya, sambung Hafit, dulu nasi dijajakan dengan berkeliling dengan harga Rp 300. Karena saat itu belum memiliki warung.

Namun, sejak tahun 1982, nenek Nima sudah punya warung sendiri, sehingga berjualan secara menetap. Di warung itulah yang dijadikan tempat melayani pembeli. Saat ini, harga nasi kolhu Rp 3000 per porsi.

“Sejak punya warung, peminatnya semakin banyak. Selain itu, untuk memberikan aroma yang khas, proses memasak nasi kolhu itu menggunakan tungku dengan bahan kayu bakar,” bebernya.

Hafit sendiri mengaku bangga bisa berjualan nasi Kolhu, sebab bisa melestarikan kuliner lokal yang penyajiannya pun dilakukan secara tradisional.

“Kami tidak berpikir ini akan kita kemas menggunakan kertas lilin, mika. Kita tetap menggunakan bungkus daun. Karena selain unik, juga diminati justru karena bahannya alami,” tuturnya.

Hafit menambahkan, kelebihan nasi kolhu terletak pada aroma dan rasanya yang khas. Selain itu juga tidak mudah basi. “Karena proses memasak menggunakan tungku berbahan bakar kayu, sehingga makanan lebih tahan lama,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah