FaktualNews.co

Kisah Cinta Pasien Covid-19 Pertama Jombang, Suami Dampingi 24 Jam Full

Kesehatan     Dibaca : 769 kali Penulis:
Kisah Cinta Pasien Covid-19 Pertama Jombang, Suami Dampingi 24 Jam Full
FaktualNews.co/Syarief Abdurrahman
Sunardi (suami Hj Nanik) saat ditemui di kediamannya Kepanjen Jombang.

JOMBANG, FaktualNews.co – Jadi pasien positif Covid-19 pertama di Kabupaten Jombang membuat hidup Hj Nanik Narwiyahni (57) warga Jalan Hayam Wuruk, Kepanjen, Jombang berubah total.

Hari-harinya harus dilewati dalam masa isolasi dan gerak terbatas. Nanik ditetapkan sebagai pasien positif pada Minggu (29/3/2020) malam.

Sebelumnya sempat menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Jombang sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) usai kunjungan keluar negeri.

Bersyukur Nanik memiliki suami yang setia menemaninya sejak awal. Sang suami H M Sunardi (57) selalu ada di samping Nanik selama dia berjuang melawan Covid-19. Keluarga besarnya pun terus mendukungnya untuk sembuh.

Nanik masuk pertama ke RSUD Jombang pada tanggal 16 Maret 2020 dan menjalani 11 hari masa isolasi. Saat itu belum keluar hasil swab. Sehingga keduanya bisa satu ruangan dan menjalani masa sulit berdua.

Usai 11 hari, H Sunardi mengajukan isolasi mandiri di kediaman pribadi dan disetujui tim dokter. Sehari-hari, 24 jam waktu Sunardi dihabiskan bersama istrinya.

“Saya dengan ibu di ruang isolasi berdua, belum ada yang lain. Itu isolasi pertama,” jelas Sunardi kepada jurnalis Kelompok Faktual Media (KFM), Selasa (16/6/2020).



Tak berselang lama kemudian, pada tanggal 16 April 2020 Hj Nanik kembali menjalani isolasi kedua dengan status pasien positif Covid 19. Kali ini waktunya lebih lama, yaitu 27 hari.

Tak mau jauh dari sang istri, Sunardi pun ikut menemani belahan jiwanya di RSUD Jombang. Hanya saja kali ini berbeda, Hj Nanik berada di ruang karantina dan H Sunardi di ruang tunggu.

Kekuatan cinta keduanya layak ditiru oleh banyak kalangan, betapa tidak, meskipun berjarak hanya beberapa meter dan beda ruangan saja tapi Sunardi tak pernah beranjak dari RSUD Jombang hingga istrinya sembuh total.

“Isolasi kedua, saya tidur di ruang tunggu. Disediakan kasur, awalnya tidak ada. Takut mengganggu pasien lain. Tapi kita berdua tetap bertelepon dan video call,” ujarnya.

Pasangan romantis ini menikah pada tahun 1986. Layaknya perangko, keduanya kemana-mana selalu bersama-sama. Sehingga Sunardi tak tega meninggalkan istrinya sendirian di RSUD.

Virus Covid 19 membuat keduanya lebih intens lagi menghabiskan waktu bersama lebih banyak dan bertambah cinta. Meskipun begitu, dalam keluarga Sunardi hanya istrinya saja yang positif Covid 19. Baginya, ini kuasa Tuhan yang luar biasa.

“Saya menunggu ibu sejak awal, PDP awal. Saya di rapid dan swab tapi hasilnya negatif. Satu keluarga tidak ada yang kena. Setiap hari saya bersama ibu. Kita ikuti hasil swabnya hingga 10 kali,” ungkapnya.



Sunardi menceritakan, istrinya melakukan swab pada tanggal 30 April 2020 dan 1 Mei 2020. Kemudian pada tanggal 10-11 Mei 2020 diswab lagi. Hasilnya untuk 1 Mei 2020 keluar tanggal 19 Mei 2020 dikasih tahu dokter Puji Umbaran.

Sementara swab pada tanggal 10-11 Mei 2020 hasilnya dikasih tahu tanggal 22 Mei 2020 negatif oleh dokter Wahyu, kemudiam resmi dikatakan sembuh.

Menurut Sunardi, kunci kesehatan istrinya yaitu ketenangan pikiran dan hati. Caranya dengan mengaji Alquran dan banyak dzikir. Semenjak dirawat, Hj Nanik sudah khatam Alquran dua kali.

Ketenangan pikiran membuat obat, vitamin yang dikonsumsi bekerja maksimal dan imun tubuh naik. Sehingga sembuh cepat. Berprasangka baik kepada maha kuasa juga harus terus dilakukan selama menjalani cobaan Covid 19.

“Selama ibu diisolasi di RSUD Jombang, saya tidak pernah sekalipun pulang kerumah. Kebutuhan diantar oleh keluarga,” tambahnya.

Dalam keyakinan Sunardi, ketenangan itu bukan karena banyak uang, tapi banyak mendekat kepada Allah. Lewat dzikir dan salawat. Ia khatam Alquran sekali selama diisolasi.

“Saya yakin saya makhluk Allah dan akan dibantu. Respons tetangga berbeda-beda. Namanya tetangga ada yang menerima, ada negatif karena kurang informasi,” tutup Sunardi.

 

 

Reporter: Slamet Wiyoto, Beny Hendro, Syarif Abdurrahman

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh