FaktualNews.co

Matar Air Curah Paras, Favoritnya Pencari Obat dan Calon Lurah di Jombang

Sosial Budaya     Dibaca : 1042 kali Penulis:
Matar Air Curah Paras, Favoritnya Pencari Obat dan Calon Lurah di Jombang
FaktualNews.co/Syarief Abdurrahman
Perempuan warga setempat mengambil air setelah mandi di kamar mandi yang disiapkan di area Sumber Mata Air Curah Paras.

JOMBANG, FaktualNews.co – Sebuah mata air di Dusun Curah Paras, Desa Pakel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang diyakini punya tuah oleh sebagian orang. Selain dipercaya bisa menjadi lantaran kesembuhan dari penyakit, air sumber yang jernih itu juga menjadi ‘jujukan’ favorit para calon Kepala Desa (Kades).

Mbah Sanam, salah satu tetua dusun itu bilang banyak warga dari wilayah kecamatan sekitar yang datang mencari keberkahan di tempat itu. Bahkan, kadang ada yang datang dari luar wilayah Kabupaten Jombang.

“Orang mencari obat sering ke sini, sakit stres. Malam mandinya di sini, sekitar pukul 01.00-02.00 WIB. Lalu subuhan jamaah di sini,” jelasnya, Selasa (16/6/2020).

Menurut Sanam, mata air itu dulu muncul tidak jauh dari pohon beringin. Pohon tersebut dulu sangat besar, lalu mati dan kini tumbuh lagi pohon baru. Warga sekitar menyebut mata air itu Sumber Jaya atau Sumber Curah Paras.

Cerita Sanam, mata air ini ditemukan sudah cukup lama sejak saat Indonesia masih dijajah oleh Belanda. Sejak saat itu, hingga kini mata air tersebut tidak pernah kering sekalipun.

Pada awal ditemukan, mata air ini digunakan oleh masyarakat sekitar untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, pada tahun 1960-an sekitar sumber air ini marak dijadikan tempat semedi. Bahkan hampir setiap malam.

“Dulu ada yang semedi di sini, bawa ingkung ayam. Setiap mau ada pencalonan calon lurah di sini juga ramai. Menyembuhkan santet juga ada yang kesini,” tambah Saman.

Umumnya, para pencari obat tersebut melakukan ritual mandi di tengah malam selama seminggu berturut-turut. Saman sering menanyakan kepada para pengunjung bagaimana perkembangannya. Kebanyakan dari mereka menjawab ada banyak perubahan.

Sejak Covid 19 menyerang, masyarakat mulai berkurang berkunjung ke mata air ini. Dikarenakan ada anjuran pemerintah untuk tak keluar rumah.

“Yang kesini itu cowok dan cewek, setiap hari selama seminggu. Lalu lanjut sedekah di rumahnya. Pada sembuh. Allah yang menyembuhkan lewat air ini. Alhamdulilah setelah seminggu ke sini saya tanyakan ternyata sembuh,” ujarnya.

Mata air Curah Paras kini sudah memiliki dua kamar mandi permanen. Setiap kamar mandi ada satu kolam besar. Sekitar mata air pun ada sejumlah mesin pompa air warga.

Bahkan sebelum ada air yang disalurkan oleh pemerintah ke rumah warga, setiap hari banyak masyarakat yang antri mengambil air di sini.

Hingga kini, masyarakat sekitar masih memanfaatkan sumber air untuk mandi, minum dan mencuci baju.

“Kejadian aneh lainya, dulu ada yang memecahkan batu besar di sekitar mata air ini. Tak lama setelah itu ia meninggal dunia,” tandas Saman.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh