Ekonomi

Dampak Covid-19, Penghasilan PKL di Kompleks Makam Troloyo Mojokerto Anjlok

MOJOKERTO, FaktulNews.co-Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan di lingkungan Kompleks Makam Troloyo, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, penghasilannya merosot karena sepi pembeli.

Omzet mereka turun drastis karena mewabahnya virus corona (Covid-19). Seperti diketahui, Bupati Mojokerto telah mengeluarkan surat edaran nomor 440/725/416/-013/2020 terkait peningkatan kewaspadaan terhadap corona virus diserse (Covid-19).

Hal ini berdampak terhadap sejumlah PKL karena sebagian besar konsumen mereka adalah para pezirah dari lokal maupun luar kota.

Seperti yang dikeluhkan Sulastri (50), seorang penjual pentol di kawasan komplek makam Troloyo. Ia mengatakan sudah sejak bulan Maret hingga hari ini omzetnya turun karena dagangannya sepi pembeli.

“Sejak ditutupnya Makam Troloyo bulan Maret, kami PKL yang ada di sekeliling makam, hanya ada beberapa orang pembeli, dari orang sekitar sini saja,” kata Sulastri saat ditemui, Kamis (18/06/2020).

Ia sebenarnya juga merasa khawatir tertular virus corona karena berada di tempat umum. Namun ia mengaku terpaksa harus berjualan untuk menafkahi keluarganya.

“Sebenarnya takut, iya tapi bagaimana lagi? Kita setiap harus mengejar setoran dan kebutuhan sehari-hari untuk keluarga. Kami berharap bagaimana gitu kebijaksanaan dari pemerintah,” tambahnya.

Seorang penjual es tebu bernama Toni (40) juga menyampaikan hal yang senada dengan itu. Dia mengatakan, dagangannya sepi.

“Jauh bisa dikatakan penurunan omzet Kami sampai dengan 70 persen,” ujarnya.

Dia menuturkan, biasanya dalam sehari ia bisa mengantingu Rp. 100 ribu hingga Rp. 150 ribu. Namun sejak mewabahnya virus corona ia hanya mendapatkan Omzet sekitar Rp. 45 ribu hingga Rp. 70 Ribu dalam sehari.

“Mulai Maret omzet turun drastis. Sehari hanya dapat Rp 45 sampai Rp 70 ribu. Itu pun harus sampai malam,” sebut bapak asal Trowulan itu.

Pantauan lokasi, di kawasan sekitar makam nampak sepi. Sebagian PKL memilih untuk menutup warungnya sementara waktu karena sepinya pembeli.