SITUBONDO, FaktualNews.co-Puluhan hektare tanaman jagung milik para petani di Desa Kedungdowo, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Situbondo, diserang ulat tentara atau yang dikenal nama ulat grayak.
Tanaman jagung yang diserang ulat tentara itu berusia antara 10 hari hingga satu bulan. Akibatnya, para petani terancam gagal panen, karena serangan ulat tentara yang cukup cepat merusak tanaman jagung.
Sayadi, Ketua Kelompok Tani Sumber Rejeki, di Desa Kedungdowo, Kecamatan Arjasa, Situbondo mengatakan, tercatat sebanyak 10 hektare lebih tanaman jagung di desanya diserang ulat tentara.
Sebagian besar tanaman jagung berusia antara 10 hari hingga satu bulan.
“Dinamakan ulat tentara, karena serangannya sangat cepat seperti tentara,” kata Sayadi, Kamis (18/06/2020).
Menurutnya, ulat berwarna gelap ini cukup ganas, dalam jangka waktu satu malam saja, satu ekor ulat tentara ini bisa memakan satu tanaman jagung.
“Oleh karena itu, hama ulat tentara harus cepat dibasmi dengan cairan anti hama. Jika tidak segera dibasmi, para petani jagung terancam merugi,” ujar Sayadi.
Sudiyono Koordinator Petugas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) pada Dinas Pertanian Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Situbondo mengatakan, serangan hama ulat tentara ini bukan barang baru bagi petani.
Hanya saja untuk tahun ini, serangan ulat tersebut dinilai lebih ganas dari tahun sebelumnya.
“Hama ulat yang sekarang ini ganas, karena disemprot dengan pestisida biasa ternyata tidak mempan. Jadi harus pakai pestisida yang berkualitas bagus,”kata Sudiyono.
Dinas Pertanian Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Situbondo mengatakan, hingga Juni 2020 ini, sudah ada 800 hektare tanaman jagung yang diserang hama ulat tersebut. Pada Juni saja, 74 hektare lahan yang diserang ulat tersebut.
“Untuk mengurangi beban petani, kita berikan obat khusus pembasmi hama super dan bantuan uang Rp 100 ribu sebagai bantuan dampak pandemi Covid-19,” pungkasnya.