SURABAYA, FaktualNews.co – Rumah Sakit (RS) Al Irsyad menyatakan, Sri Umiyati (48), warga Tambak Wedi Baru, Kelurahan Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran, Surabaya, meninggal dunia bukan positif Covid-19. Melainkan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) corona.
Kategori PDP diberikan, lantaran diagnosa sebelumnya menyebut agar pasien dilakukan rapid test. Sebab, ada kecurigaan terkena virus corona berdasar keluhan pasien.
“Pasien ini sebelumnya sudah dari Rumah Sakit Adi Husada, terus ada rencana disuruh kontrol lagi untuk rapid test. Berarti Rumah Sakit Adi Husada ada kecurigaan kearah Covid-19,” papar dr Salim selaku manager pelayanan RS Al Irsyad Surabaya kepada FaktualNews.co, Jumat (19/6/2020).
Salim menambahkan, ketika dibawa ke Ruang IGD Al Irsyad Surabaya, pada Jumat (12/6/2020). Pasien dalam kondisi lemas disertai sakit lambung dan sesak napas.
Ketika pihak rumah sakit menanyakan riwayat kesehatan pasien, keluarga menyampaikan ada anjuran dari RS Adi Husada agar pasien dilakukan rapid test.
“Jadi mindset kita sudah berpikir ini karena kearah corona,” lanjutnya.
Kendati demikian, tim dokter rumah sakit dikatakan Salim, tak serta merta mendiagnosa pasien terkena virus corona. Menurutnya perlu ada pemeriksaan mendalam untuk menegakkan diagnosa.
Pemeriksaan laboratorium dan foto rontgen pun dilakukan kepada pasien. Hasilnya, ada peradangan pada jaringan paru disebabkan oleh virus. Penyakit ini disebut broncho pneumonia.
“Dan ini ciri khas untuk penyakit corona. Kita pun berkesimpulan pasien terkena corona,” tandasnya.
Namun kata dia, bukan positif corona. Sebab, rapid test atau Swab PCR (Polymerase Chain Reaction) belum sempat dilakukan terhadap pasien hingga meninggal dunia.
Sementara itu, Case Manager RS Al Irsyad Surabaya, dr Fakhri menambahkan, belum dilakukan rapid test ataupun Swab PCR terhadap pasien dikarenakan prioritas layanan pada IGD adalah tindakan menyelamatkan pasien.
“Jadi kita menangani emergency-nya dulu, rapid dan swab itu menyusul,” singkat Fakhri.
“Seandainya rapidnya reaktif tindakannya sama, rapidnya negatif tindakannya sama. Jadi prioritasnya jelas. Lebih ke life safety-nya, bukan diagnostic,” imbuhnya.
Sayangnya, usaha dokter untuk menyelamatkan pasien tak membuahkan hasil. Sri Umiyati menghembuskan nafas terakhir setelah kurang lebih tiga jam bertarung melawan sakitnya di Ruang IGD RS Al Irsyad. Jenazah kemudian dimakamkan di TPU Keputih Surabaya, menggunakan protokol Covid-19.
“Jadi tidak benar kalau kita tidak memeriksa, langsung dibilang corona itu tidak benar. Harus ada data, semua by data,” tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Sri Umiyati (48) meninggal dunia setelah menjalani perawatan kurang dari 4 jam di IGD RS AL Irsyad Surabaya, Jumat (12/6/2020).
Sebelum dilarikan ke RS Al Irsyad, oleh keluarga pasien dibawa berobat ke RS Adi Husada. Disana, pasien didiagnosa sakit asam lambung. Namun tiga hari kemudian penyakit asam lambung dan sesak napas yang diderita pasien kembali kambuh.
Atas persetujuan keluarga, pasien akhirnya dilarikan ke RS Al Irsyad dan mendapat perawatan di Ruang IGD hingga meninggal dunia. Jenazah dimakamkan secara protokol Covid19.