JOMBANG, FaktualNews.co-Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang mengeluarkan maklumat terkait perkembangan virus corona atau Coronavirus Disease 2019 (Covid-19),
Maklumat dimaksudkan guna memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait. Ini dilakukan setelah Ponpes Tebuireng mencermati berbagai dinamika lapangan terkait penanganan Covid-19 di tengah-tengah masyarakat.
Selain itu juga mempertimbangkan semakin lebarnya kesenjangan persepsi antara sebagian masyarakat dan petugas kesehatan.
Maklumat yang berisi tujuh butir pandangan pesantren yang didirikan Hadlratus Syaikh KHM Hasyim Asy’ari itu ditandatangani Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau yang akrab disapa Gus Kikin.
“Maklumat ini muncul dari keprihatinan kami setelah melihat perkembangan situasi dan kondisi di masyarakat. Setelah diskusi cukup panjang, inilah sebagian sumbangan pemikiran yang dapat disampaikan dalam merespons perkembangan saat ini,” ujar Gus Kikin, Senin (22/06/2020).
Adapun ke-7 butir maklumat tersebut, pertama, Pesantren Tebuireng mengapresiasi ikhtiar pemerintah dan pemerintah daerah dalam upaya percepatan penanganan Covid-19, khususnya terkait dengan peningkatan jumlah pemeriksaan secara masif dan pelacakan kasus (tracing) di masyarakat.
Kedua, meminta pemerintah mengimbangi ikhtiar positif tersebut dengan memperbaiki strategi komunikasi publik dan memperkuat pendekatan kultural serta memperhatikan aspek budaya masyarakat dan kearifan lokal di masing-masing daerah.
Ketiga, berkenaan dengan semakin banyaknya kesimpangsiuran informasi di tengah masyarakat, meminta semua pihak untuk menjaga kejernihan pikiran, mengedepankan aspek tabayun dan menahan diri dengan tidak menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya.
Keempat, berkaitan dengan proses pemulasaraan jenazah dan pemakaman pasien terduga dan/atau terkonfirmasi positif Covid-19, Pesantren Tebuireng meminta petugas kesehatan memastikan proses pemulasaraan jenazah benar-benar memenuhi pedoman pemulasaraan jenazah sesuai agama yang dianut masing-masing pasien.
Juga, meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan pihak rumah sakit melibatkan tokoh-tokoh agama untuk memastikan proses pemulasaraan jenazah sesuai dengan agama yang dianut pasien dan menghindarkan keraguan-raguan keluarga serta masyarakat.
“Kita tidak berbicara dalam konteks pemulasaraan jenazah yang muslim saja. Tapi secara keseluruhan, apapun agamanya. Mengingat proses pemulasaraan jenazah ini cukup sensitif dalam perspektif budaya sebagian masyarakat kita,” tegas Gus Kikin.
Karena itu, berkenaan dengan proses pemakaman jenazah pasien terduga dan atau terkonfirmasi positif Covid-19, Gus Kikin meminta pemerintah mempertimbangkan aspek budaya dan kearifan lokal.
Jika dimungkinkan, keluarga dan masyarakat sekitar tempat tinggal pasien dapat diberikan kesempatan melepas keberangkatan jenazah ke tempat pemakaman dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan dan dilaksanakan dalam tempo yang sewajarnya.
“Ada yang mengusulkan, jenazah tetap di dalam ambulans, tanpa diturunkan saat disalati dan prosesi pemberangkatan jenazah. Wacana seperti itu perlu dikaji pihak terkait,” harapnya.
Diberikannya kesempatan kepada keluarga dan masyarakat sekitar tempat tinggal pasien untuk melepas keberangkatan jenazah ke tempat pemakaman diharapkan menghapus stigma negatif kepada pasien dan menjadi proses edukasi di masyarakat, Covid-19 bukanlah aib.
“Langkah ini diharapkan bisa jadi jalan tengah, daripada terjadi benturan antara keluarga dan petugas kesehatan, seperti kasus yang marak belakangan,” tandasnya.
Tapi, sambung Gus Kikin, hal ini tentu harus disesuaikan dengan kondisinya. Kalau pasien meninggal di Surabaya, sementara keluarganya di kota yang jaraknya cukup jauh, tentu berbeda pertimbangannya,” tandas putra ahli falak ternama, KH Mahfudz Anwar ini.
Kemudian butir kelima, Pesantren Tebuireng berharap kepada para tokoh masyarakat berperan aktif dalam upaya mengedukasi dan menenangkan masyarakat dalam menghadapi situasi pandemi ini.
Keenam, Pesantren Tebuireng mengharapkan semua pihak yang terkait dengan penanganan Covid-19 untuk mengedepankan sikap jujur, amanah dan pertanggungjawaban moral yang setinggi-tingginya.
Dan poin ketujuh, Pesantren Tebuireng juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para petugas medis yang telah menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19 dan mendoakan semoga almarhum almarhumah memperoleh status sebagai syâhid âkhirah di sisi Allâh Subhâhanû wa Ta’âla serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran.
“Maklumat ini disampaikan sebagai ikhtiar Pesantren Tebuireng untuk mewujudkan kemasalahatan bersama dan dalam upaya menjaga kondusivitas kondisi di tengah-tengah masyarakat. Termasuk meminimalkan kesenjangan persepsi dan komunikasi antara sebagian masyarakat dan petugas kesehatan,” pungkas Gus Kikin.