Kesehatan

RSUD dr Soetomo KurangaTenaga Medis, Menteri Kesehatan Janji Segera Penuhi

SURABAYA, FaktualNews.co – seiring membludaknya jumlah kasus corona atau Covid-19. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya,  kekurangan tim medis untuk menangani pasien.

Terkait itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, berjanji akan segera mengirimkan bantuan ratusan dokter umum maupun perawat.

Hal ini dikatakan Terawan, begitu panggilan akrab sang menteri. Saat mengunjungi rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut.

Ia merinci, pihaknya segera mengirim 58 dokter umum dan 88 perawat, “Saya selaku Menteri Kesehatan akan segera mendorong kebutuhan dokter umum maupun perawat 88 orang dan dokter umum 58 orang. Gelombang pertama yang kami dorong adalah dokter, kemudian baru perawat,” ujar Terawan, Rabu (24/6/2020).

Terawan menyampaikan, bantuan tenaga medis ini diberikan atas permintaan dari Direktur Utama RSUD dr Soetomo, Dr Joni Wahyuhadi. Yang menyebut jika tim medis RSUD dr Soetomo kewalahan karena banyaknya jumlah pasien terpapar corona.

Kondisi ini mengakibatkan sejumlah dokter maupun perawat turut terinfeksi virus tersebut. Seperti dikabarkan sebelumnya, banyak kasus perawat atau dokter yang terpapar COVID-19. Termasuk di RSUD dr Soetomo, yang juga ditemukan 12 dokter tengah mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) terpapar virus corona.

“Ini akan segera kami dorong agar RSUD Dr Soetomo bisa lebih ringan. Kami ingin relaksasi terjadi dan kita sudah buat protokol supaya relawan tidak positif,” ujarnya.

Menurutnya, protokol ini menjadi perhatian dalam mengantisipasi terjadi penyebaran virus terhadap para tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam menyelamatkan nyawa pasien Covid-19.

Di kesemapatan yang sama, Direktur Utama RSUD dr Soetomo, Dr Joni Wahyuhadi mengakui pihaknya kewalahan dalam menangani kasus COVID-19 yang terus tinggi. Dia pun meminta bantuan tenaga medis ke Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

“Saya mohon bantuan tenaga kesehatan, tentang jumlah dan materinya sedang kami pertimbangkan. Ini penting untuk membantu kami, karena biar tenaga kami hanya masuk empat jam terus gantian (agar tidak lelah),” ujar Joni Wahyuhadi.