JEMBER, FaktualNews.co – Moera (101), seorang kakek di Jember, mengaku sebagai seorang Purnawirawan Polri. Di usia senjanya kakek renta ini masih tampak sehat dan beraktifitas seperti pada umumnya.
Namun karena faktor usia, kakek yang berpangkat terakhir Aiptu saat masih menjadi polisi ini agak susah diajak berkomunikasi. Tetapi secara fisik saat ditemui fisiknya tampak sehat.
Saat ditemui sejumlah wartawan, Moera sedang beraktifitas seperti biasanya. Kini pria lanjut usia itu hanya tinggal dengan istrinya Turiya di rumahnya di Desa Tanggul Wetan RT 03 RW 01 Kecamatan Tanggul.
“Saya sehari-hari ya bersih-bersih rumah dan berkegiatan pada umunya. Tetapi karena sudah tua, jadi banyak mengaji untuk bekal nanti,” kata Moera saat ditemui FaktualNews.co, Minggu (28/6/2020).
Ditanya tanggal kelahirannya, kakek yang tampak gagah ini mengaku lahir pada tanggal 4 Maret 1919 di Pulau Madura. Ditanya Madura kabupaten mana? “Ya di Madura sana le,” ucapnya.
Terkait profesinya sebagai seorang polisi, dia menceritakan awal berdinas di Kabupaten Bondowoso. “Dulu saat itu zaman kolonial (Belanda), pangkat saya merah satu di lengan kanan ini. Kalau sekarang Bharada, tapi zaman Belanda dulu namanya Agen Polisi NRP 19 03 00 89,” jelasnya.
Sebagai seorang polisi dirinya pun juga mengaku sebagai pejuang di zaman kemerdekaan. Moer bercerita bagaimana dirinya yang ikut berperang melawan penjajah Belanda, juga penjajah Jepang.
“Yang berkesan dan masih ingat itu, adalah perang melawan Belanda di Jember dan daerah Sumber Baru. Karena paling lama perangnya, juga penuh perjuangan, banyak rekan-rekan yang gugur,” kisahnya haru, sembari menangis mengingat masa perjuangan.
Kini Moera pun telah pensiun. Istrinya Turiya yang selalu mendampingi. Di umurnya yang berjarak kurang lebih 50 tahun dengan Moera, istrinya itu masih setia mendampingi.
“Untuk menyambung hidup sehari-hari, ya dari uang pensiunan itu. Ada yang mengambilkan uangnya, saudara sendiri,” katanya.
Terkait rahasianya bisa berumur panjang, Moera mengakui, resepnya adalah hidup ikhlas.
“Hidup itu apa adanya jangan sampai ada apanya. Tawakkal ingat kepada Allah, mengaji, dan wirid. Mohon ampunan kepada yang maha kuasa mumpung masih ada waktu,” pangkasnya.