MOJOKERTO, FaktualNews.co – Masa pandemi Covid-19 yang melanda berbagai daerah di Indonesia menjadi pukulan berat bagi pelaku bisnis. Seperti Ahmad Asrori, salah satu pemilik usaha penjualan sepatu di Mojokerto.
Dikatakan, sejak merebaknya wabah Covid-19, usaha penjualan sepatu miliknya mengalami penurunan secara drastis.
“Dampak pandemi Covid-19 sangat besar sekali. Puncaknya perkiraan pada saat bulan Ramadan kemarin. Hampir semua pengrajin atau seles sepatu dan sandal di Mojokerto mengalami penurunan. Bahkan tidak ada penjualan sama sekali,” katanya, Sabtu (27/06/2020/).
Asrori mengaku, penjulannya mengalami penurunan mencapai hingga 80 persen.
Menurutnya, penurunan itu dipengaruhi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan di beberapa daerah.
Dikatakan, pembatasan terhadap aktivitas calon konsumen dibatasi. Terutama calon konsumen yang biasanya membuka toko maupun berjualan di pasar aktivitasnya dikurangi.
“Saat masa pandemi semuanya kan memang dianjurankan agar di rumah saja. Sehingga penjualan mereka sepi. Akibatnya pemesenan kepada kami ikut sepi juga,”bebernya.
Memasuki masa tatanan kehidupan baru atau disebut dengan new normal. Kini ia bisa bernafas lega. Sejak awal bulan Juni penjualannya mulai bangkit lagi.
“Alhamdulillah sekarang sudah mulai bangkit lagi. Baik secara offline maupun online,” jelasnya.
Usaha penjualan sepatu yang ia geluti selama kurun waktu setahunan itu, saat ini sudah memiliki pelanggan dari berbagai daerah. Baik Jawa maupun luar Jawa.
Masih kata Asrori, untuk memulihkan lagi penjualannnya, cara pemasaranya masih tetap sama seperti sebelum pandemi. Menggunakan media sosial (Medsos) seperti Facebook, Google SEO, dan WhatsApp.
“Sekarang zamannya serba online. Seorang pedagang dituntut untuk lebih inovatif dan kreatif dengan memanfaatkan media sosial. Maka dengan media online yang ada itu bisa menjadi alternatif membangkitkan ekonomi para pedagang untuk saat ini,” pungkasnya.