SUMENEP, FaktualNews.co – Fathorrahman, warga Desa Juruan Laok, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep, mendatangi kantor pimpinan DPRD Kabupaten Sumenep untuk mengadukan dugaan ketidakberesan yang dilakukan tenaga medis tim gugus Covid-19.
Dia menyebut salah satu keluarga (adiknya,red) yang bekerja di perusahaan rokok, dinyatakan positif terpapar Covid-19, sementara istrinya dinyatakan reaktif hasil rapid tes.
“Kami datang ke sini, ingin mengadukan keberatan atas dugaan ketidakberesan hasil rapid tes di salah satu puskesmas, biar ada transparan, makanya saya datang ke sini untuk menemui pimpinan dewan,” sebut Fathorrahman, kakak pasien positif Covid-19, Senin (29/6/2020).
Ia menceritakan, kasus tersebut bermula dari adiknya yang divonis terpapar Covid-19, sehingga anggota keluarga lainnya harus di rapid tes karena kontak erat dengan yang bersangkutan.
Nah, dugaan ketidak beresan berawal dari sini, Fathorrahman menceritakan, dari sembilan anggota keluarga yang kontak erat dengan adiknya, 5 diantaranya tidak dilakukan tes cepat dengan alasan keterbatasan alat rapid test.
“Keluarga saya ada 9 orang, 4 orang dipaksa untuk dirapid test ke puskesmas, sementara 5 lainnya dibiarkan, katanya sih alat rapid test nya terbatas, sehingga tidak dites semua, lah terus yang lain disuruh mati maksudnya?,” sebutnya, dengan nada heran.
Hasilnya, empat anggota keluarga yang dilakukan tes cepat, yakni anak beserta dua keluarga lainnya dinyatakan non reaktif, sementara istri Fathorrahman, hasilnya reaktif. Untuk diketahui, rapid tes dilakukan Jumat (26/6/2020), hasilnya baru disampaikan sehari kemudian.
Karena ragu hasil rapid tes yang dilakukan puskesmas setempat, Fathorrahman berinisiatif untuk melakukan tes ulang ke salah satu klinik swasta di Kabupaten Pamekasan, hasilnya berbeda.
“Hasil rapid tes di puskesmas istri saya reaktif, karena tidak puas, akhirnya tadi malam saya memilih untuk melakukan rapid tes ulang ke klinik di Pamekasan secara mandiri, dengan biaya sendiri, hasilnya non reaktif,” tegasnya.
Kedatangan Fathorrahman untuk menyampaikan keluhan itu tidak bisa ditemui langsung pimpinan DPRD Sumenep. Informasi yang diterima media, para pimpinan DPRD sedang melakukan kunjungan kerja di luar kota.
“Surat kami terima. Pak Ketua sekarang sedang tidak di tempat. Kalau beliau datang, surat pengaduan akan dinaikkan,” kata Isma, salah satu staf bagian umum DPRD Sumenep.