JEMBER, FaktualNews.co – Entah kesediham macam apa yang dirasakan oleh keluarga Budin (55) warga Dusun Krajan, Desa Karangbayat, Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember. Rumah mereka rata dengan tanah setelah terbakar habis pada Minggu (28/6/2020).
Diduga kebakaran itu akibat korsleting listrik pada jaringan PLN di rumahnya.
Sebelum insiden yang membuat keluarga Budin tak punya rumah lagi itu terjadi, dia sudah melaporkan ke PLN dan membayar Rp. 175 ribu sesuai permintaan petugas saat itu.
Sayangnya laporannya tak langsung ditangani. Dia diminta menunggu 4 bulan, sampai kemudian rumahnya terbakar dan tak ada yang bisa diselamatkan.
Tima, anak korban, meyakini penyebab kebakaran ada pada jaringan listrik PLN dan alat KWH meter di rumah yang bermasalah dan sudah dilaporkan ke pihak PLN itu.
“Setelah itu kami ke kantor PLN Tanggul, dan disuruh menghubungi call center. Besoknya ada dua orang petugas datang ke rumah,” kata Tima, Selasa (30/6/2020).
Saat datang itu, petugas melakukan pengecekan jaringan listrik di rumahnya. Akan tetapi jawaban dari petugas listrik membuat Tima kecewa.
“Katanya nanti akan diganti (tanpa mengetahui apanya yang diganti, tapi diyakini untuk memperbaiki listrik). Tapi masih disuruh tunggu 4 bulan, juga masih bayar Rp 175 ribu diminta petugas. Rusaknya (dikatakan petugas) meterannya tidak bisa diisi pulsa, tapi bisa menyala (aliran listriknya, red),” ungkapnya.
Belum sampai 4 bulan, rumah orang tuanya itu malah ludes terbakar, habis rata dengan tanah.
“Karena yang terbakar itu dari atas atap rumah (sambil menunjukkan telunjuk jari tangan ke atas). Kalau dari bawah kan penyebab lain bisa jadi. Saat itu (kebakaran) bapak nonton TV dengan adik saya, dan kebakaran terjadi yang pusat api dari atas itu,” ujarnya.
“Saat kejadian kebakaran itu cepat, bapak dan adik saya lari keluar rumah, atap berjatuhan, dan mau ambil uang Rp 300 ribu saja tidak sempat waktu itu,” sambungnya.
Sejumlah media yang mengkonfirmasi soal itu di Kantor PLN Cabang Tanggul, tak berhasil menemui pimpinan. Mereka diminta datang lain hari, karena unsur pimpinan tidak ada di tempat.
“Saat ini bapak manajer tidak ada, mungkin lain hari bisa ke sini lagi ya. Nomor telpon ditinggal saja nanti dihubungi,” kata salah seorang petugas sekuriti yang enggan disebutkan namanya.