FaktualNews.co

Bertahan di Saat Pandemi, Petani Jeruk di Pasuruan Andalkan Jenis Batu 55

Pertanian     Dibaca : 1009 kali Penulis:
Bertahan di Saat Pandemi, Petani Jeruk di Pasuruan Andalkan Jenis Batu 55
FaktualNews.co/Abdul Aziz
Panen jeruk jenis Batu 55 di Desa Ngembal, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, Kamis (2/7/2020) siang.

PASURUAN, FaktualNews.co – Petani jeruk di kawasan Desa Ngembal, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, bersyukur, lantaran di tengah pandemi Covid-19 saat ini, mereka masih merasakan panen jeruk jenis Batu 55 yang ditanamnya sekitar 3 -4 tahun lalu.

Jeruk jenis ini memiliki masa produktif selama 25 tahun. Saat musim panas, jeruk dengan bentuk besar agak lonjong, berbuah lebat.

Jeruk yang juga dikenal ‘Keprok Punten’ ini, masa panennya bervariasi bisa seminggu dua kali. Hal ini juga tergantung buahnya. Tiap pohon jeruk ini, mampu bertahan di daerah tropis sedang.

Salah satu petani jeruk, Badrus (43) , mengatakan, petani jeruk jenis Batu 55 mulai merasakan panen setelah menunggunya sejak tahun 2016 silam.

“Jeruk jenis Batu 55 ini, kami menamnya sekitar 3 – 4 tahun. Dan hasil panennya cukup menggembirakan dan bisa dijual,” terang dia, saat ditemui FaktualNews.co, Kamis (2/7/2020).

Menurutnya, selama ini jeruk Ngembal mulai dikenal masyarakat hingga tengkulak lokal dan luar daerah. Hargan eceran per kilogramnya mencapai Rp 7 ribu. “Kami bersama petani lain inginkan harganya bisa maksimal kembali ke depannya,” kata Badrus.

Jenis Batu 55, lanjut dia, mampu tumbuh di daerah cukup dingin di lereng Gunung Bromo seperti kampungnya. Bahkan jenis itu, disebut-sebut bisa tumbuh dengan baik dengan sistem tumpang sari dengan pohon durian yang banyak tumbuh di kawasan Desa Ngembal.

“Selain itu tetap perhatikan jarak tanam dan pupuk,” ujarnya.

Badrus menambahkan, sebanyak 7 kelompok tani jeruk di desanya saat ini terus tingkatkan produksi, dibantu dari Balai Penelitian Pengembangan Tanaman Jeruk dan Buah Tropis (Balit Destro) Kementerian Pertanian. Ia berharap bantuan ini, mampu mendongkrak produksi jeruk di desanya.

Salah satu Mantri yang juga petugas Penyuluh Pertanian Kabupaten Pasuruan, Suyitno mengatakan, di wilayah Desa Ngembal itu, jeruk jenis Batu 55 sudah ditanam di area seluas 13 hektar.

“Hasil dari buah yang dihasilkan cukup bagus meski harus ada tambahan-tambahan pupuk agar buahnya lebih bagus,” ucapnya.

Meski baru dikenal jeruk asal Ngembal ini, lantaran selama ini belum dibudidayakan secara maksimal, namun saat ini masyarakat mulai banyak yang tahu.

“Memang dulunya sekitar tahun 1980 an, daerah disini terkenal dengan penghasil jeruk, tapi redup. Dan sekarang petani jeruk bangkit lagi,” papar Suyitno.

Sementara itu, anggota DPRD Kabupaten Pasuruan, yang intens dengan masalah pertanian dan lingkungan, Sugiarto, berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan, gairahkan potensi sumberdaya alam ini. “Sehingga bisa dijadikan ikon Jeruk Ngembal yang punya nama tersendiri,” harap Sugiarto.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh