ISTANBUL, FaktualNews.co – Dewan Negara Turki akan memutuskan apakah Hagia Sophia di Istanbul dapat dikonversi menjadi masjid atau tidak. Demikan dilansir National Geographic Indonesia, Jumat (3/7/2020).
Dibangun pada abad keenam atas perintah Kaisar Bizantium Justinian I, Hagia Sophia adalah katedral terbesar di dunia yang berumur hampir 1.000 tahun.
Situs Warisan Dunia UNESCO itu diubah menjadi masjid ketika Kekaisaran Ottoman memimpin pada 1453. Namun, ia ditetapkan menjadi museum pada 1930-an.
Kelompok Islamis di Turki telah lama menyerukan agar museum diubah menjadi masjid sejak lama. Namun, langkah itu ditentang oleh anggota oposisi sekuler.
Proposal ini juga mengundang kritik internasional dari para pemimpin agama dan politik di seluruh dunia.
Kepala Gereja Ortodoks Timur menentang langkah itu, seperti halnya Yunani–rumah bagi jutaan pengikut Ortodoks.
Menteri Kebudayaan Yunani, Lina Mendoni, menuduh Turki menghidupkan kembali “sentimen nasionalis dan fanatik agama”. Ia bersikeras bahwa tidak ada perubahan pada situs Warisan Dunia UNESCO tanpa adanya persetujuan dari komite antarpemerintah itu sendiri.
Sementara itu, Wakil direktur UNESCO, Ernesto Ottone Ramirez, setuju bahwa perlu persetujuan yang lebih luas tentang konversi itu, katanya dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Yunani Ta Nea, dikutip dari laman BBC.
Ramirez melanjutkan, badan PBB juga telah menulis ke Turki tentang proposal tersebut, tetapi mereka belum menerima jawaban.